Rabu 25 Jul 2018 11:56 WIB

Prabowo Dinilai Pertimbangkan Pembagian Kekuasaan

SBY dinilai sedang menjalankan politik dua kaki.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tiba di kediaman Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Jalan Mega Kuningan Timur, Jakarta, Selasa (24/7).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tiba di kediaman Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Jalan Mega Kuningan Timur, Jakarta, Selasa (24/7).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pengamat Politik Yunarto Wijaya mengatakan, belum munculnya koalisi antara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dikarenakan kedua belah pihak masih saling mempertimbangkan. Mereka akan membuat keputusan pada injury time atau detik-detik terakhir.

Dari sisi Prabowo, poin yang sedang dipertimbangkan adalah komitmennya bersama PKS. Apabila Gerindra jadi menjalin koalisi bersama Demokrat dengan kompensasi menjadikan AHY sebagai cawapres Prabowo, keputusan ini harus disepakati oleh PKS. "Dalam konteks ini, ada pihak lain yang harus diikutsertakan dalam pembicaraan," tutur Toto ketika dihubungi Republika.co.id, Rabu (25/7).

Tidak hanya PKS, Prabowo juga harus mempertimbangkan PAN yang mungkin saja memutuskan ikut berkoalisi. Kondisi ini menuntut Prabowo untuk memikirkan bagaimana pembagian kue kekuasaan ke banyak pihak tersebut. Yunarto menyebutkan, kompensasi dapat berupa posisi menteri ataupun mahar politik.

Sementara itu, Yunarto menambahkan, pertimbangan pembagian kue kekuasaan bukanlah hal yang mudah. Satu atau dua kali pertemuan belum bisa menghasilkan sebuah keputusan bersama. "Makanya, pembicaraan koalisi memakan waktu yang panjang. Seperti yang terjadi antara Demokrat dan Gerindra," ujar direktur eksekutif Charta Politika Indonesia ini.

Poin berbeda dipertimbangkan SBY yang dinilai Yunarto sedang menjalankan politik dua kaki. Dalam konferensi pers di rumahnya semalam, Selasa (24/7), SBY menunjukkan sinyal yang mengarah masih terbukanya kemungkinan koalisi dengan kubu capres petahana, Joko Widodo (Jokowi).

Sinyal itu ditangkap Yunarto melalui pernyataan SBY yang menyebutkan terkait sulitnya menjalin komunikasi dengan kubu Jokowi. Padahal, upaya ini sudah mulai dilakukan sejak setahun lalu. "Artinya, SBY melempar pesan ke dua kubu bahwa Demokrat masih terbuka untuk menjalin koalisi dengan siapapun," ucapnya.

Sebelumnya, pada Selasa malam, SBY dan Prabowo melakukan pertemuan di kediaman SBY di kawasan Mega Kuningan, Jakarta. Meski sempat dibilang hanya pertemuan empat mata, terlihat dalam foto beredar bahwa AHY ikut dalam diskusi.

Dalam konferensi pers pasca pertemuan, SBY mengungkapkan ada tiga poin yang dibicarakan. Salah satu di antaranya kemungkinan koalisi bersama Gerindra. Nantinya, hasil pertemuan ini akan dibawa ke majelis tinggi partai untuk diputuskan. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement