Rabu 25 Jul 2018 17:42 WIB

Pengamat: Deklarasi Demokrat-Gerindra Tinggal Tunggu Waktu

Gestur dan pernyataan SBY menunjukkan Demokrat bakal berkoalisi dengan Gerindra.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berjalan bersama dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebelum melakukan pertemuan di Mega Kuningan, Jakarta, Senin (24/7).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berjalan bersama dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebelum melakukan pertemuan di Mega Kuningan, Jakarta, Senin (24/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai, deklarasi koalisi antara Partai Demokrat dan Partai Gerindra hanya menunggu waktu. Hal ini tercermin dari gestur dan pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada konferensi pers pasca pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jakarta, Selasa (24/7) malam.

Salah satu gestur yang terlihat paling nyata adalah pernyataan SBY bahwa rencana koalisi dengan capres pejawat, Joko Widodo (Jokowi), memiliki banyak hambatan dan rintangan. Pernyataan ini disambut dengan tepukan tangan meriah. 

“Dalam politik Jawa, menunjukkan bahwa memang berat bagi Demokrat untuk merapat ke Jokowi," ujar Adi saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (25/7).

Dalam waktu bersamaan, SBY menyebutkan, pengajuan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres bukan harga mati. Hal ini juga sudah ditangkap dan dipahami oleh Prabowo. 

Reaksi kader Demokrat dan Gerindra yang turut hadir langsung bertepuk tangan. Hal ini menunjukkan, kemungkinan koalisi ini sudah ditunggu oleh berbagai pihak.

Adi mengakui, koalisi antara Demokrat dan Gerindra menjadi hasil yang ditunggu banyak orang. Masyarakat berharap, dua ketua umum tidak terus-terusan melakukan penjajakan dan segera mendeklarasikan diri. 

Sebab, dengan kehadiran koalisi dua jendral ini, pilpres 2019 akan semakin berwarna. Keduanya lebih mampu bersaing dengan Jokowi dibanding ketika Prabowo hanya maju sendiri bersama PKS.

Saat ini, poin paling penting yang harus diperhatikan Gerindra dan Demokrat adalah meningkatkan chemistry dua belah pihak. Adi melihat, chemistry dua partai belum maksimal mengingat pertemuan SBY dan Prabowo yang masih dilakukan sekali-dua kali. 

"Kita cek ke depan apakah semakin sering atau tidak mereka bertemu. Kalau iya, berarti mereka serius berkoalisi," kata direktur eksekutif Parameter Politik Indonesia ini.

Sebelumnya, pada Selasa malam, SBY dan Prabowo melakukan pertemuan di kediaman SBY di kawasan Mega Kuningan, Jakarta. Meski sempat dinyatakan hanya pertemuan empat mata, terlihat dalam foto beredar bahwa AHY ikut dalam diskusi.

Dalam konferensi pers pascapertemuan, SBY mengungkapkan ada tiga poin yang dibicarakan. Salah satu di antaranya kemungkinan koalisi bersama Gerindra. Nantinya, hasil pertemuan ini akan dibawa ke majelis tinggi partai untuk diputuskan. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement