Rabu 25 Jul 2018 23:30 WIB

Polri Gunakan Cara Lunak Selesaikan Masalah di Papua

Binmas Noken Polri berikan sejumlah pelatihan ke masyarakat.

Red: Bayu Hermawan
Logo Polri (Illustrasi)
Logo Polri (Illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Binmas Pioneer Polri yang sekarang berkembang menjadi Binmas Noken Polri memberikan sejumlah pelatihan berbagai bidang kepada masyarakat Papua. Pelatihan tersebut di antaranya sebagai pengajar, bidang pertukangan, kemampuan bidang peternakan dan perikanan, kemampuan bidang pertanian dan perkebunan dan bidang kesehatan.

"Untuk bercocok tanam sudah diimplementasikan sesuai keinginan masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan," ujar Kasatgassus Binmas Operasi Papua Kombes Pol Eko Sudarto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (25/7).

Eko Sudarto mengatakan untuk pengembangan bidang pertanian juga sudah terimplementasi di daerah Sota Papua, perbatasan antara Merauke dengan Papua Nugini. Binmas Polri juga menyentuh anak-anak melalui program binmas sebagai guru pengajar serta menghadirkan ahli pendongeng untuk menghibur anak-anak di Papua.

"Anak-anak di Papua kebanyakan merupakan korban kekerasan rumah tangga sehingga mereka punya trauma berkepanjangan. Jadi, kami mengajak anak-anak menjadi punya kenangan yang bagus dan indah," katanya.

Menurutnya, implementasi binmas di Papua merupakan perhatian khusus Kapolri Jenderal Tito Karnavian karena ingin menyegarkan kembali konsep Binmas Pioneer sebagai satu metode pendekatan lunak Polri dalam membangun interaksi dengan masyarakat.

Masalah di Papua tidak dapat diselesaikan dengan cara penegakan hukum atau represif, tetapi perlu pendekatan lunak berupa preventif dan preemtif sesuai Undang-undang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Binmas Noken yang diambil dari salah satu warisan budaya bangsa atau masyarakat Papua, dimaksudkan untuk menampung permintaan, keinginan dan harapan masyarakat Papua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement