Pedangdut Kristina Klaim 7 Parpol Lamar Dirinya Jadi Caleg

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Penyanyi dangdut Kristina menerima pinangan Partai Nasional Demokrat sekaligus menjadi calon anggota DPR pada Pemilu Legislatif 2019." Kristina mengklaim, sejak 2004, sudah ada tujuh partai yang mengajak dirinya bergabung.

"Namun saya akhirnya memutuskan menerima pinangan Nasdem," kata Kristina di Kota Semarang, Rabu (25/7).

Penyanyi bernama lengkap Kristina Iswandari mengaku menjatuhkan pilihan ke Nasdem karena kedekatannya dengan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh. Saat Paloh masih di Partai Golkar, penyanyi kelahiran Jakarta pada 8 Mei 1976 mengaku sering diundang untuk menyanyi di hadapan petinggi partai tersebut.

"Saya juga banyak kenal dengan kader Nasdem, sudah seperti keluarga sendiri," kata penyanyi wanita dangdut terbaik AMI Sharp 2002 dan MTV Dangdut 2003 tersebut.

Kristina mengaku bergabung dengan Nasdem juga karena memiliki banyak kesamaan. "Saya lahir bulan lima, saya anak nomor 5, Nasdem partai nomor 5, di dapil saya juga nomor urut 5. Lebih dari itu, saya memang suka warna biru," katanya didampingi Manajer Kampanye Kristina, Agusta.

Sebagai seniwati, Kristina janji akan mengangkat kesejahteraan rakyat di Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Batang, dan Kabupaten Pemalang (Dapil 10). "Tentu saya juga punya kewajiban mengangkat dunia seni dan budaya di Dapil X, " kata wanita yang punya akar keluarga di Pemalang tersebut.

Kristina merupakan salah seorang dari 40 artis dan selebritas yang bergabung ke Nasdem sekaligus mencalonkan sebagai anggota DPR RI dari partai ini. Selain Kristina, ada penyanyi dangdut Annisa Bahar, Lucky Hakim, Hans Hosman, Okky Asokawati, hingga Chrisjon.

Partai Nasional Demokrat (Nasdem) menjadi salah satu parpol yang memasukkan banyak nama artis dalam daftar calegnya. Menurut Ketua Partai Nasdem DPW Jawa Barat, Saan Mustopa, di Jawa Barat terdapat 10 artis yang mencalonkan diri menjadi anggota legislatif di DPR RI.

Saan memerinci, di antaranya adalah Olla Ramlan, Syahrul Gunawan, Farhan, Krisna Mukti, dan Lucky Hakim. "Kami mencari publik figur yang tidak hanya memiliki popularitas, tapi elektabilitasnya memadai. Kemudian sebagai calon yang punya kemauan komitmen ke dunia politik," ujar Saan.