Kamis 26 Jul 2018 14:13 WIB

Ekonomi Digital Dikenalkan di Daerah Tertinggal

Kemendesa memiliki ambisi setiap 1 kabupaten memiliki 10 produk unggulan.

Direktur Jenderal PDT, Samsul Widodo (tengah) bersama General Manager of PepsiCo Indonesia, Anuj Chadha (kiri) menjadi narasumber dalam acara  Deep Dive Series Agritech di BLOCK71 Jakarta, Rabu (25/7).
Foto: kemendes PDT
Direktur Jenderal PDT, Samsul Widodo (tengah) bersama General Manager of PepsiCo Indonesia, Anuj Chadha (kiri) menjadi narasumber dalam acara Deep Dive Series Agritech di BLOCK71 Jakarta, Rabu (25/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PDT), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Samsul Widodo mencontohkan di  Kabupaten Tojo Una Una, Kemendesa sudah kerja sama dengan Hexa Agro sebagai offtaker hasil jagung di sana.

Kemendesa juga menggandeng Bank BNI untuk memberikan Kredit Usaha Rakyat kepada para petani. Dia mengatakan persoalan di daerah tertinggal petani selama ini adalah mereka tidak bisa menjual hasil panennya dengan harga tinggi, bahkan tak jarang hasil panen mereka sulit untuk dijual, karena tidak adanya pasar atau pembeli.

Dengan menjual secara online, para petani mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan menjual kepada pengumpul ataupun pedagang. Alhasil, para petani tidak perlu lagi bingung untuk menjual hasil panennya dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan menjualnya ke tengkulak.

“Saya memiliki ambisi setiap 1 kabupaten memiliki 10 produk unggulan yang siap dijual secara online, karena kami sudah kerja sama dengan BLANJA.com, di situ sudah disediakan tempat untuk menjual produk-produk dari daerah tersebut," kata dia saat menjadi keynote speaker dalam acara Deep Dive Series. Acara ini diselenggarakan oleh BLOCK71 Jakarta, bekerja sama dengan Ditjen PDT di Gedung Ariobimo Sentral, Jakarta, Rabu (25/7).

Dia mengapresiasi anak-anak muda yang hadir dan telah mengembangkan bisnis start-up di Indonesia sehingga bisa membantu para petani dan nelayan dalam memasarkan hasil panennya. “Saya salut dengan generasi milenial ini, yang sangat inovatif dan kreatif dalam mengembangkan ekonomi digital. Sampai dengan saat ini, mulai dari Januari kurang lebih kami sudah bertemu dengan 30 perusahaan start-up, dan beberapa diantaranya sudah mulai terlihat hasilnya, seperti pemasaran alpukat Soe melalui RegoPantes dan lain-lain," kata dia.

BLOCK71 Jakarta merupakan ecosystem builder yang bertujuan menghubungkan para pelaku start-up agar mendapat akses pasar internasional, sekaligus mendukung inovasi dan pengembangan kewirausahaan di Indonesia dan Singapura. Hingga saat ini, telah ada 23 start-up yang bergabung dalam BLOCK71 Jakarta. Salah satunya Growpal, RegoPantes, dan CROWDE yang sudah menjalin kerja sama dengan Ditjen PDT.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement