REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof KH Ma’ruf Amin menyampaikan, kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan perhatian dan dukungan yang kuat kepada MUI, ulama dan umat Islam. Hal ini mencerminkan hubungan yang dekat dan akrab, serta saling mengisi dan menguatkan antara dua komponen yang sangat strategis di negara yaitu ulama dan umara.
"Situasi dan kondisi sebuah negara apakah baik atau buruk, apakah akan maju atau terpuruk, sejahtera atau miskin, kaya atau miskin, tergantung dari dua komponen di dalamnya, yakni ulama dan umara," kata KH Ma'ruf saat pidato Tasyakuran Milad MUI ke-43 dan peletakan batu pertama pembangunan Menara MUI di Jalan Raya Mabes Hankam, Jakarta Timur pada Kamis (26/7).
Karena itu, ia menegaskan, ulamanya harus baik dan umaranya juga harus baik. Manakala salah satu kurang baik, maka tidak dapat diwujudkan negara yang adil, sejahtera, tertib dan damai. Untuk itu, MUI akan terus berikhtiar meningkatkan kualitas ulama dan peranannya dalam kehidupan bangsa.
Ia menyampaikan, MUI juga akan terus mendorong dan mengingatkan umara atau pemerintah agar makin besar pengabdiannya kepada rakyat. Juga supaya umara bekerja keras untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat serta memberikan kebahagiaan kepada rakyat. Selain itu supaya umara memenuhi hajat hidup rakyat agar tidak ada rakyat yang hidup dalam kesulitan dan kekurangan.
"Untuk itulah pemerintah hendaknya terus bekerja keras setiap hari, setiap waktu untuk memikirkan bagaimana membahagiakan rakyat, sudah sangat tepat sekali semboyan pemerintahan sekarang ini, kerja, kerja dan kerja," ujarnya.
KH Ma'ruf yang juga menjabat sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengingatkan, di dalam ajaran Islam, mengutamakan dan fokus pada kerja serta produktivitas merupakan ajaran yang sangat penting. Harapan MUI dan doa para ulama, kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi sekarang dan masa yang akan datang dapat lebih baik lagi. Serta lebih sesuai dengan cita-cita, aspirasi, harapan dan kebutuhan umat Islam.
Ia mengungkapkan, para ulama yang menjadi pewaris para nabi akan terus berikhtiar untuk mendampingi pemerintah. Para ulama akan berpartisipasi aktif dalam program pemerintah sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Di sisi lain, ulama akan terus memberikan saran dan masukan kepada pemerintah agar dapat berjalan lebih baik lagi. "Dan mengingatkan pemerintah apabila ada hal-hal yang dipandang kurang tepat atau tidak sesuai dengan ajaran agama," ujarnya.