REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengirim Satgassus Operasi Papua untuk memberikan berbagai pelatihan kepada masyarakat Papua demi memberdayakan ekonomi masyarakat di beberapa kabupaten pegunungan Papua. Polri ingin menggunakan pendekatan lunak dalam mengatasi masalah di Papua.
Wakasatgassus Binmas Papua Kombes Tornagogo Sihombing melalui siaran pers, Kamis, menjelaskan pelaksanaan operasi kepolisian Satuan Tugas Khusus Papua ini untuk mewujudkan Papua yang sejahtera, aman dan tertib di antaranya dengan membentuk Satgas Binmas Noken. Menurutnya, saat ini Binmas Noken sedang menlaksanakan program pemberdayaan masyarakat melalui program pembangunan ekonomi di beberapa kabupaten daerah pegunungan tengah Papua.
"Karena program pemberdayaan masyarakat diyakini sebagai cara efektif dalam upaya penyelesaian masalah kekerasan di Papua ketimbang menggunakan pendekatan represif," kata Tornagogo.
Wakil Direktur Tindak Pidana Tertentu (Wadir Tipiter) Bareskrim Polri ini mengatakan program pemberdayaan yang dimaksud adalah mengajarkan masyarakat untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam, baik melalui pengelolaan lahan maupun dengan menggali potensi kelautan dan perikanan.
"Atau dapat dikatakan juga sebagai program pembangunan ekonomi masyarakat melalui program high land, low land dan coast land," ujarnya.
Sementara, Tornagogo berharap program ini dapat menyerap banyak tenaga kerja di Papua terutama daerah pegunungan tengah Papua yang selama ini rentan terjadi kekerasan karena dijadikan basis oleh kelompok kriminal bersenjata.
Menurut dia, pemberdayaan masyarakat merupakan cara efektif yang dilakukan Polri melalui Operasi Satgassus Papua bersama-sama dengan pemerintahan daerah setempat dalam upaya menyelesaikan persoalan sosial kemasyarakatan, yaitu dengan cara membantu masyarakat meningkatkan perekonomian mereka.
"Hal ini diyakini dapat menurunkan eskalasi konflik yang ada dan justru dapat memberikan pilihan yang tepat bagi masyarakat yang belum mendapatkan lapangan kerja di Papua. Pemberdayaan masyarakat dinilai dapat juga menjadikan anak muda Papua menjadi wirausaha melalui pemanfaatan peluang usaha ini," ujarnya.
Sebelumnya, Kasatgassus Binmas Operasi Papua Kombes Pol Eko Sudarto menjelaskan Binmas Noken merupakan kelanjutan dari program Binmas Pioneer yang pernah diimplementasikan di Papua pada 1993. Menurut dia, nama Binmas Noken diambil dari salah satu nama warisan budaya bangsa atau masyarakat Papua.
"Noken itu artinya menjadi sebuah sumber inspirasi, menampung keluhan, menampung aspirasi, menampung segala macam saran pendapat dari rakyat yang ditujukan kepada kepala suku," kata Eko.
Eko menambahkan bahwa secara harfiah noken juga dipakai oleh ibu-ibu untuk menampung kebutuhan kegiatan sehari-sehari misalnya barang hasil belanja dan kegiatan perdagangan. "Nah, diimplementasikan Polri lebih banyak mendengar permintaan, keinginan dan harapan masyarakat Papua," ujarnya.
Binmas Polri yang bertugas di Papua selain menjadi penatua kamtibmas, Binmas juga dijadikan sebagai sebagai guru pengajar (Polisi Pi Ajar) di bidang pertukangan, peternakan dan perikanan, pertanian dan perkebunan (cocok tanam) dan kesehatan.
Menurut dia, implementasi Binmas di Papua ini merupakan bentuk perhatian khusus dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian terhadap warga Papua. Program ini bertujuan untuk mewujudkan kembali konsep Binmas Pioneer sebagai satu metode pendekatan Polri dalam membangun interaksi dengan masyarakat.
Sebab, kata Eko, masalah di Papua tidak bisa diselesaikan dengan cara penegakan hukum atau represif tapi perlu pendekatan yang halus (preventif dan preemtif). Menurut dia, konsep pendekatan ini merupakan implementasi dari Undang-undang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). "Salah satu tugas pokok Polri adalah sebagai pembimbing, pelindung, pengayom dan pemecah masalah bagi masyarakatnya," katanya.