Jumat 27 Jul 2018 05:35 WIB

Jepang Didera Gelombang Panas, Harga Sayuran Meroket

Seorang narapidana tewas di selnya karena sengatan panas.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Ani Nursalikah
Sengatan udara panas di Jepang.
Foto: republika
Sengatan udara panas di Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Harga sayuran di Jepang melonjak hingga 65 persen akibat gelombang panas yang melanda negara tersebut. Salah satu pejabat kementerian Pertanian Tokyo memperingatkan mengenai pergerakan harga sayuran jika cuaca panas diprediksi terus berlangsung.

"Itu tergantung pada cuaca bagaimana harga akan bergerak dari sini," kata pejabat tersebut, Rabu (25/7).

Pejabat Kementerian Pertanian tersebut mengungkapkan, data terbaru menunjukkan harga grosir kubis mencapai 129 yen atau 1,16 dolar AS per Kg di Tokyo pada Senin (23/7) lalu. Harga tersebut meningkat 65 persen di atas harga rata-rata di Juli dalam lima tahun terakhir.

Badan Meteorologi Jepang memperkirakan gelombang panas masih akan terjadi dalam beberapa pekan ke depan. Sehingga, intensitas hujan di Jepang akan lebih sedikit dari rata-rata.

Baca juga: Jepang Alami Suhu Tertinggi Sepanjang Sejarah

Suhu di beberapa kota di Jepang seperti Yamaguchi dan Akiotacho mencapai rekor tertinggi, yaitu masing-masing 38,8 dan 38,6 derajat celcius, Rabu (25/7). Di Takahashi yang merupakan salah satu daerah yang terkena dampak paling parah oleh banjir yang terjadi bulan ini, suhunya mencapai 38,7 derajat celsius.

Sementara itu, sekitar 65 orang tewas dalam sepekan hingga 22 Juli. Angka tersebut naik dari 12 orang pada minggu sebelumnya.

Di Miyoshi, salah satu yang tewas merupakan narapidana yang berusia sekitar 40 tahun. Selnya tidak memiliki pendingin ruangan dan meninggal setelah mengalami serangan panas dengan suhu di lantai selnya mencapai 34 derajat Celsius pada Selasa (24/7).

Pihak berwenang menemukannya tidak bergerak di dalam sel dan langsung membawanya ke rumah sakit. Namun, nyawanya tidak tertolong dan dinyatakan telah meninggal saat tiba di rumah sakit

photo

"Sangat disesalkan seorang narapidana kehilangan nyawanya. Kami akan melakukan yang terbaik dalam menjaga kesehatan (tahanan), termasuk mengambil langkah-langkah mengatasi panas," kata kepala penjara, Kiyoshi Kageyama.

Di pasar saham Tokyo, saham-saham di beberapa perusahaan malah mendapat manfaat dari musim panas yang terjadi. Salah satunya saham Imuraya Group, yang merupakan perusahaan es krim vanila dan kacang merah. Sahamnya naik hampir 10 persen sejak terjadinya gelombang panas. Ishigaki Foods, yang menjual teh barley, sahamnya juga melonjak hingga 50 persen.

Tidak hanya di Jepang, negara tetangga Korea Selatan (Korsel), juga dilanda panas yang tak henti-hentinya. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel menyebutkan, setidaknya 14 orang yang tewas dalam tahun ini. Presiden Korsel Moon Jae-in mengatakan, gelombang panas yang terjadi akibat penggunaan listrik yang tinggi sehingga menyebabkan harga sayuran juga naik.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement