Sabtu 28 Jul 2018 08:30 WIB

Terduga Teroris di Riau Bukan Orang Baru di Lingkungannya

Terduga teroris di Riau diketahui bekerja di PLN.

Sejumlah petugas Brimob berjaga pasca kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah petugas Brimob berjaga pasca kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Terduga jaringan teroris, Daulay alias Opung, yang ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, dikenal sebagai sosok yang memiliki pergaulan yang baik dengan masyarakat. Johnson Tobing, Ketua RT 01 RW 03 Kelurahan Perhentian Marpoyan, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, tempat tinggal Daulay menjelaskan hal tersebut kepada Antara, Sabtu.

"Sejujurnya kami tidak begitu percaya bahwa beliau terlibat dalam kelompok begitu (teroris). Selama ini dia sangat baik dan jiwa sosialnya tinggi," kata Johnson yang turut dibenarkan oleh sejumlah tetangga-tetangga Daulay.

Tobing mengatakan bahwa Daulay (46) merupakan salah satu sosok yang dituakan dan disegani di perumahan tersebut. Dia merupakan warga pertama yang menghuni perumahan itu sejak 2006.

Daulay atau kerap disapa Opung (paman) oleh warga sekitar berusaha mengajak warga untuk selalu disiplin, taat beribadah, hingga hal sederhana, seperti makan tidak boleh mubazir, kata Tobing.

Ia mengisahkan bahwa Daulay merupakan sosok yang sangat ramah kepada masyarakat. Bahkan, Daulay yang bekerja di PT PLN dan telah memiliki jabatan penting itu kerap membantu masyarakat tidak mampu untuk memasang saluran listrik. "Dia selalu menggratiskan biaya pemasangan listrik bagi warga tidak mampu," ujarnya.

Selain itu, keseharian Daulay yang memiliki tiga anak perempuan itu juga merupakan sosok yang mudah bergaul dan membaur di lingkungan. Tobing mengatakan bahwa seluruh warga kompleks yang bermukim di sekitar kelurahan tersebut mengenal sosok Daulay.

Sebelum ditangkap Densus 88, Tobing dan warga lainnya sebenarnya telah mendengar bahwa Daulay disebut-sebut terlibat dalam jaringan tertentu. Hal itu diketahui warga dari media massa yang memberitakan nama tetangganya itu sebagai sosok penyandang dana terorisme setelah tertangkapnya dua warga Pekanbaru di Palembang, 14 Mei 2018.

Mereka adalah HR alias AR (38) dan HS alias AA (39). Dari keterangan pihak kepolisian, mereka akan melakukan aksi teror di Mako Brimob Kelapa Dua, pascakerusuhan yang dilakukan para narapidana teroris.

Berdasarkan pengakuan mereka tersebutlah, terungkap nama Daulay yang disebut sebagai penyandang dana dalam rencana aksi kegiatan terorisme. "Sudah dengar soal itu. Daulay saya rasa juga sudah tahu. Akan tetapi, kami beraktivitas biasa saja, dia tetap bekerja, dan ke masjid. Dia juga masih tetap bergaul bersama kami. Makanya, kami sulit percaya," tuturnya.

Daulay merupakan salah satu terduga jaringan teroris yang ditangkap di Kota Pekanbaru oleh Densus 88 Antiteror. Dia ditangkap di sebuah lokasi di Pekanbaru, Jumat petang (27/7). Kediaman Daulay di perumahan RT 01 RW 03 Kelurahan Perhentian Marpoyan sempat digeledah polisi.

Dari rumah itu, petugas menyita sejumlah barang bukti berupa laptop, ponsel, buku-buku, dan beberapa kotak kardus.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement