REPUBLIKA.CO.ID, ACEH -- Concervation Response Unit (CRU) Alu Kuyun menemukan jejak kaki kawanan gajah Sumatra di hutan Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Jejak kaki kecil juga tampak membekas di kawasan hutan yang menjadi jalur lintasan gajah.
"Bisa dibilang populasi gajah sumatra di hutan Kabupaten Aceh Barat bertambah, dalam beberapa tahun terakhir, apalagi tingkat kematian gajah sudah sangat jauh berkurang di wilayah kami," kata pawang gajah (mahout) CRU Alu Kuyun, Aceh Barat, Sofian, saat ditemui di Meulaboh, Jumat.
Saat berpatroli di sejumlah lokasi di hutan pedalaman, ia menemukan tanda-tanda bertambahnya populasi gajah di wilayah Aceh Barat. Penemuan jejak kaki dan kotoran gajah yang masih kecil menjadi indikatornya.
Sofian memperkirakan, ada dua ekor gajah yang lahir selama dua tahun terakhir. Semula, gajah liar di kawan Aceh Barat hanya terdeteksi 30 ekor, namun belum lama ini tampak jejak dua anak gajah. "Kami juga melihat langsung saat patroli,"imbuhnya.
CRU Alue Kuyun kini sedang menggiatkan patroli untuk memastikan tidak ada gajah liar yang masuk dan menyerang permukiman warga. Kekhawatiran itu muncul menyusul perambahan hutan untuk membuka lahan baru menyebabkan gajah liar itu kehilangan jalur lintasan (home ring).
Konflik satwa dengan manusia masih ditemukan sepanjang dua tahun terakhir akibat adanya penambangan liar, perambahan hutan untuk pembukaan lahan baru dan perburuan. "Seminggu sekali kami patroli berkeliling di kawasan hutan, untuk memastikan tidak ada gajah yang mendekati permukiman warga," tuturnya.
CRU Alu Kuyun memiliki empat ekor gajah jinak yang sering digunakan untuk membantu menghalau gajah liar kembali ke habitatnya. Di samping itu, warga juga diimbau untuk menanam pohon yang tidak disukai gajah.