REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Taman Safari Indonesia (TSI) Jansen Manansang mengatakan, terpilihnya Cai Tao menjadi Giant Panda terfavorit dalam anugerah Giant Panda Global Award (GPGA) tak lepas dari pengaruh konservasi yang sangat baik. Di TSI, kata dia, Cai Tao dan Hu Chun tumbuh menjadi panda yang menggemaskan.
"Di TSI kami betul-betul menciptakan konservasi yang didesain dengan teliti dan bagus, terus iklim nya juga bagus di sini," kata Jansen di Area Istana Panda Indonesia TSI, Kabupaten Bogor, Sabtu (28/7).
Meskipun kedua Giant Panda tersebut belum genap satu tahun tinggal di TSI, namun kata Jansen, keduanya terlihat sangat nyaman dan betah berada di TSI. Karena itu, dalam pemilihan kategori terfavorit di luar Tiongkok, Cai Tao mendapatkan voting terbanyak.
"Kelincahannya itu dikarenakan lingkungannya bagus, kami juga buatkan satu kandang yang di desain ada bagian luar dan dalamnya. Jadi tadi kan main-main juga, nyaman," kata Jansen.
Sementara itu, General Director Giant Panda Global, Joeroen Jacobs mengatakan, menciptakan habitat panda itu memang cukup sulit. Karena panda termasuk satwa yang sulit beradaptasi, sulit dalam hal habitatnya, juga makanannya.
"Saya sangat mengapresiasi pihak TSI. Karena mereka bisa menciptakan habitat yang berkualitas bagi Panda," ungkap dia.
Saat ini hanya ada 1.864 Giant Panda berada di alam. Jumlah populasi Giant Panda di kebun binatang tercatat hanya 520 ekor saja. Panda sendiri merupakan satwa dari Tiongkok yang juga satwa ikon dunia sebagai lambang perdamaian yang sangat terkenal di dunia.