REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali menggelar ajang budaya tahunan, Lebaran Betawi. Kegiatan yang sudah digelar kesebelas kalinya itu kini hadir di Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Lebaran Betawi 2018 diselenggarakan selama tiga hari mulai 27 Juli hingga 29 Juli 2018. Berbagai produk budaya Betawi ada di sana.
Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Sandiaga Uno berkesempatan hadir pada hari kedua gelaran Lebaran Betawi, Sabtu (28/7). Ia menyampaikan, melalui penyelenggaraan Lebaran Betawi, ekspresi seni dan kebudayaan khas Ibu Kota Jakarta dapat terus dilestarikan dan terjaga hingga generasi selanjutnya.
"Ini ritual Betawi kita. Kita harus jaga. Jaga betul. Karena kaum Betawi dikenal sebagai orang yang penuh toleransi. Kaum yang mudah bergaul. Terbuka terhadap siapapun. Yang datang ke Jakarta akan menjadi saudara kita. Budaya kita ini Insya Allah menjadi budaya yang kita lestarikan," kata Sandiaga dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/7).
Menurut Sandiaga, Lebaran Betawi dapat menjadi ajang menampilkan produk-produk budaya Betawi agar lebih dikenal oleh masyarakat luas. Acara itu merupakan sarana bagi sanggar seni dan perguruan pencak silat untuk menunjukkan diri. Ditampilkan berbagai kebudayaan seperti palang pintu, Abang None, baju kebaya, batik Betawi, kerak telor, bir pletok, ondel-ondel, kembang kelapa, ornamen gigi balang, dan baju sadariah, Lenong Betawi, qasidahan, dan sebagainya.
"Semua industri ini yang akan kita bangun sebagai industri kreatif membuka 4.000-5.000 lapangan kerja," ujar dia.
Sandiaga berharap kebudayaan palang pintu khas Betawi dapat menjadi pertunjukan menarik menjelang Asian Games 2018. Ia meyakini penyelenggaraan Lebaran Betawi akan semakin semarak setiap tahunnya dan dapat membuat warga Jakarta bahagia.