REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI --Musim kemarau mulai berdampak pada lahan pertanian di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pasalnya puluhan hektare lahan pertanian di Sukabumi mengalami gagal panen (puso) akibat kesulitan mendapatkan pasokan air.
"Data yang masuk ke dinas sampai dengan saat ini hanya 23 hektare yang puso," terang Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Sukabumi Dedah Herlina kepada Republika, Ahad (29/7). Hal ini berdasarkan laporan dari petugas di lapangan di sejumlah wilayah yang terdampak kekeringan.
Wilayah yang lahan pertaniannya gagal panen tersebar di empat kecamatan. Rinciannya di Kecamatan Cisolok sebanyak tujuh hektare, Palabuhanratu sebanyak lima hektare, Waluran sebanyak lima hektare, dan Gunungguruh sebanyak enam hektare.
Menurut Dedah, data ini baru sementara karena masih dilakukan pendataan di lapangan. Untuk mengatasinya pemkab biasnya menyiapkan alat pompa air yang akan disalurkan ke daerah yang masih terdapat sumber air.
Selain kekeringan, puluhan hektare sawah lainnya di Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi terancam tidak mendapatkan pasokan air akibat saluran irigasi tertutup longsor. Lokasi irigasi yang tertimbun longsor teparnya di Kampung Pasirhaur RT 23 RW 06, Desa Bojonggaling, Bojonggenteng.
Salah seorang warga Asep Saepulloh (45 tahun) mengatakan, bencana tersebut terjadi pada Rabu (25/7) lalu yang menyebabkan tebing setinggi 50 meter dan panjang 100 meter longsor. Di mana material tanah menimbun saluran irigasi yang berada di bawahnya.
Menurut Asep, saluran irigasi menjai tersumbat dan mengancam sarana pengairan untuk puluhan hektare lahan pertanian. Kini warga dibantu petugas berupaya memperbaiki saluran irigasi yang rusak tersebut.