REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT — Desakan internasional akhirnya memaksa Israel membebaskan aktivis perempuan Ahed Tamimi. Militer Zionis membebaskan remaja 17 tahun tersebut setelah dipenjara selama lebih dari lima bulan sejak Januari. Ibunya, Nariman juga ikut dibebaskan.
Tamimi dan sang Ibu dibebaskan pada Ahad (29/7). Menurut laporan Aljazirah, keduanya mendapatkan remisi pembebasan. Ibu dan putrinya itu, dibebaskan di kota tua Nabi Saleh, yang saat ini menjadi bagian okupasi paksa tentara Zionis.
“Tamimi tampak menangis dan emosional ketika masyarakat Palestina menantinya dari pembebasan Israel,” begitu dalam laporan tersebut.
Baca juga, Israel Tangkap Seniman Pembuat Mural Ahed Tamimi.
Tamimi saat dibebaskan, menyempatkan berorasi. Ia mengatakan, pembebasan dirinya belum tuntas. Meski bahagia telah kembali ke masyarakat Palestina, namun saudara, dan ribuan tahanan Palestina di penjara Israel lainnya belum dibebaskan.
“Kebahagian saya tidak lengkap tanpa saudara-saudara saya. Saya harap mereka juga akan bebas,” kata Tamimi.
Tamimi juga menyampaikan kepada rakyat Palestina agar tetap kuat dalam perlawanan terhadap rezim Zionis Israel. “Pada akhirnya saya ingin mengatakan, bahwa kekuatan rakyat adalah segalanya. Rakyatlah yang memutuskan nasib Palestina di masa depan,” sambung dia.
Sang Ibu, Nariman juga berorasi serupa. Menurutnya, sebagai orang tua ia memang ketakutan tentang keselamatan putrinya. Namun dukungan rakyat Palestina dan kelompok pendukung internasional membuatnya yakin, Tamimi bisa dibebaskan.
“Sebagai orang tua saya ingin mengatakan, bahwa kita tidak perlu takut dengan apapun yang anak-anak kita lakukan untuk kebebasan Palestina. Kita harus terus mendukung generasi baru untuk melanjutkan perjuangan,” ujar dia.
Tamimi mewarnai pemberitaan di seluruh dunia beberapa awal 2018. Ia ditangkap tentara Israel lantaran aksi nekatnya menampar dan menendang wajah tentara Israel. Aksi nekat remaja dengan ciri khas rambut lebat bergelombang tersebut lantaran membela sepupunya yang terluka terkena tembakan peluru karet dari serdadu Zionis.
Perlawanan Tamimi dan keluarga, lantaran demi mempertahankan tanah kelahiran dari aksi serobot paksa Israel ke pemukiman Palestina.
Tentu saja akhir nekat Tamimi tersebut berujung bahaya. Tamimi, beserta keluarga diseret ke pengadilan Israel. Ia dituduh melakukan 12 kekerasan terhadap tentara Israel. Tamimi dituduh melakukan penyerangan dan penganiayaan tentara Israel. Pengadilan menuntut dia selama delapan bulan penjara.