REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Pemerintah Kanada akan memberikan bantuan dana sebesar 50 juta dolar Kanada atau sekitar Rp 550 miliar kepada Palestina. Hal itu diumunkan setelah Menteri Pembangunan Kanada Marie-Claude Bibeau melakukan kunjungan ke Israel dan Tepi Barat pada 25-29 Juli.
"Kanada berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan warga Palestina yang paling miskin dan paling rentan," ujar Bibeau pada Ahad (29/7), dikutip laman Anadolu Agency.
Dana tersebut nantinya akan dialokasikan untuk proyek-proyek di bidang pangan, kesehatan, perlindungan, dan kebutuhan ekonomi. Dana yang disisihkan untuk kebutuhan proyek ini sekitar 12,65 juta dolar Kanada.
Sementara 37,7 juta dolar Kanada akan dialokasikan untuk proyek-proyek yang dapat meningkatkan peluang ekonomi bagi warga Palestina, khususnya perempuan dan pemuda. Caranya adalah dengan mendukung pemberdayaan ekonomi dan kewirausahaan serta pekerjaan mereka.
Bibeau berharap dana bantuan tersebut dapat meringankan beban hidup masyarakat Palestina. "Dukungan baru untuk Palestina berfokus pada kebutuhan kemanusiaan yang mendesak dan pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Selain di Tepi Barat, kondisi masyarakat Palestina yang tinggal di Jalur Gaza tak kalah terpuruknya. Koordinator Khusus PBB untuk Perdamaian Timur Tengah Nikolay Mladenov mengatakan Jalur Gaza berada di ambang kehancuran total, baik secara sosial maupun ekonomi. Menurutnya, warga Gaza perlu mendapat lebih banyak bantuan.
Mladenov mengungkapkan pihaknya menyambut rekomendasi Dewan Bank Dunia untuk mengalokasikan dana sebesar 90 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,3 triliun untuk memulihkan situasi ekonomi Gaza. Dana tersebut meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu yang hanya mencapai 55 juta dolar AS.
"Peningkatan signifikan dalam pendanaan ini datang pada saat kritis, ketika intervensi mendesak diperlukan untuk mencegah konflik baru serta meningkatkan peluang dan mata pencaharian ekonomi Palestina," kata Mladenov pada Rabu (25/7), dikutip laman Ma'an News Agency.
Ia mengatakan dana tersebut nantinya juga akan digunakan untuk kemitraan dengan Otoritas Palestina, terutama dalam hal penciptaan lapangan kerja. "PBB akan melanjutkan upaya mengurangi ketegangan di Gaza, menangani kebutuhan kemanusiaan yang mendesak, dan mendukung kembalinya Otoritas Palestina ke Gaza melalui proses rekonsiliasi antar-Palestina yang dimediasi Mesir," ujar Mladenov.