Senin 30 Jul 2018 13:01 WIB

Sejumlah Pendaki Rinjani Masih Terjebak di Dua Titik

Gempa yang mengguncang Lombok kemarin membuat jalur pendakian di Rinjani longsor.

Sejumlah wisatawan pendaki Gunung Rinjani berhasil turun saat terjadi gempa di pintu pendakian Bawaq Nau, Kecamatan Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB, Minggu (29/7).
Foto: Ahmad Subaidi/Antara
Sejumlah wisatawan pendaki Gunung Rinjani berhasil turun saat terjadi gempa di pintu pendakian Bawaq Nau, Kecamatan Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB, Minggu (29/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut sejumlah pendaki masih ada yang terjebak di jalur pendakian Sembalun dan Batu Ceper di Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) pascagempa mengguncang Lombok. Gempa berkekuatan 6,4 skala Richter (SR) mengguncang Lombok pada Ahad (29/7).

"Untuk evakuasi, ada bantuan personel Koppasus 100 orang, dan ada heli dari Kodam Udayana untuk dropping logistik pendaki yang terjebak di danau. Selain itu, kami juga sudah membuka posko di kantor Balai, sebagai tempat informasi bagi keluarga," kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (30/7).

Ia menginstruksikan jajarannya melakukan prioritas evakuasi bagi seluruh pendaki yang terjebak di TNGR sesaat setelah gempa melanda NTB, pukul 05.47 WIB. Hingga saat ini, upaya evakuasi terus dilakukan dengan melibatkan TNI, BNPB, Polri, Mapala, tim TNGR, dan pihak terkait lainnya.

Baca juga, Ketika Gempa, Hujan Batu dan Longsor Terjadi di Rinjani

Hingga dini hari Senin, jumlah pendaki TNGR yang diperkirakan naik sesuai daftar pengunjung adalah 820 orang. Perinciannya, yang naik pada Jumat (27/7) sebanyak 448 orang dan Sabtu (28/7) sebanyak 372 orang. Jumlah ini masih bisa bertambah, termasuk porter guide, serta tamu yang naik pada Rabu (25/7) dan Kamis (26/7).

Sementara, pengunjung yang sudah terdaftar turun dari TNGR sampai Ahad (29/8) sebanyak 680 orang. Rencana evakuasi kembali dilanjutkan. Tim dari Balai TNGR akan berangkat melalui jalur Sembalun untuk observasi dan membawa logistik. Mereka tim dari Balai TNGR dan dibantu dari TNI, Polri, tim medis, dan Mapala.

"Sesaat setelah bencana, saya koordinasi terus dengan Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem dan Dirjen Pengendalian Perubahan iklim. Bahkan, bila perlu helikopter kita dipakai dulu untuk NTB, membantu evakuasi ataupun drop logistik bagi pendaki yang masih terjebak di dalam kawasan," katanya.

Baca juga, Rinjani Dinobatkan sebagai Cagar Biosfer Dunia

Selain itu, Kepala Pusdiklat LKPP KLHK bersama dua stafnya juga dilaporkan masih terjebak di kawasan Batuceper, Senaru. Beberapa kali longsor masih dilaporkan terjadi dari dalam kawasan pascagempa berkekuatan 6,4 SR yang melanda NTB.

Sejauh ini, lokasi yang sudah dilaporkan clear dari pendaki, di antaranya jalur Pelawangan Senaru-Pintu Senaru, Puncak-Pelawangan Sembalun, dan Pelawangan Sembalun-Pos Sembalun. "Mari kita doakan bersama, semoga seluruh proses evakuasi berlangsung lancar, dan seluruh pendaki dapat turun dengan selamat. Kawasan TNGR kita tutup sementara sampai situasi benar-benar dinyatakan aman," katanya.

TNGR sebagai gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia merupakan salah satu spot pendakian terpopuler bagi para pendaki dan pencinta alam, baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut, lokasi ini terkenal dengan keasrian hutan dan keindahan alamnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement