Senin 30 Jul 2018 15:24 WIB

PKS Buka Peluang Koalisi dengan Demokrat

PKS mau menurunkan tensi jika parpol lain melakukan hal yang sama.

Rep: amri amrullah/ Red: Muhammad Hafil
Politisi PKS, Mardani Ali Sera
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Politisi PKS, Mardani Ali Sera

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mempersiapkan rencana lain untuk membuka peluang masuknya Demokrat ke dalam koalisi bersama Gerindra dan PAN. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan komunikasi dengan manapun sejatinya masih terbuka dalam koalisi, termasuk dengan Demokrat.

Namun bagaimanapun, kata dia, PKS telah lebih dulu membuka koalisi dengan gerindra. Komunikasi dengan Gerindra ini telah memunculkan 9 nama calon wakil presiden, dan hingga hari ini, ditegaskan dia PKS masih mengajukan 9 nama kader tersebu di pilpres 2019.

Kemudian soal masuknya Demokrat di koalisi, Mardani menyambut baik keinginan Demokrat tersebut. Terlebih komunikasi yang dijalin semakin intensif, setelah dua kali Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Baca Juga: Beranikah PKS Tinggalkan Prabowo dan Bentuk Poros Baru?

Kemudian pertemuan dilanjutkan SBY dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Senin malam ini bertenu dengan Presiden PKS Sohibul Iman. "Jadi PKS membuka kemungkinan koalisi dengan Demokrat dan lain lain. Tapi untuk posisi saat ini memang PKS masih pada posisi mengajukan 9 kadernya," kata Mardani, Senin (30/7).

Menurutnya apabila kesepakatan berkoalisi sudah terbentuk yang segera dilakukan adalah duduk bersama antara partai partai pendukung baik Gerindra, PAN, PKS dan Demokrat, termasuk PBB. Sebab masing masing parpol koalisi masih berkeras mengajukan kader atau calonnya sendiri.

"Demokrat mau mengajukan Agus Harimurti, PKS ada sembilan nama, PAN mau Zulkifli Hasan dan Gerindra mau Prabowo, PBB mau Yusril, lalu ada satu yang menginginkan Tommy," sebut Mardani.

Mardani mengatakan PKS mau menurunkan tensi apabila parpol lainnya melakukan hal yang sama termasuk kalau nanti muncul nama lain, di luar yang selama ini dibicarakan. Menurutnya, PKS tetap mengajukan sembilan nama sebagai capres ataupun cawapres, namun untuk sosok Ahmad Heryawan (Aher) dan Salim Assegaf Al Jufrie punya catatan khusus.

"Kami tetap sembilan nama, namun belum tahu kalau keputusan Majelis Syuro berubah, kalau Aher menguat karena sukses memimpin di Jawa Barat. Lalu Ustad Salim Assegaf punya kekuatan untuk menyolidkan dan mengambil massa religius," ujarnya.

Soal rekomendasi PA 212, Wasekjen PKS Abdul Hakim mengatakan PKS juga masih berpegang pada hasil rekomendasi ijtima' ulama yang telah merekomendasikan tiga nama, Prabowo, Salim Assegaf dan Ustaz Abdul Somad di pilpres 2019. Karena itu ia menyebut PKS akan bersama umat dan ulama, merujuk tiga nama tersebut.

"Bagi PKS, rekomendasi ijtima harus menjadi bahan pertimbangan penting dalam berkoalisi. Dan dari tiga nama itu terdapat satu kader PKS Salim Assegaf Aljufri yang juga kader PKS," terangnya.

Sementara, pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (30/7), melahirkan kesepakatan kerja sama koalisi untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Dalam pertemuan itu, juga disinggung mengenai fokus utama koalisi mereka, yaitu rakyat Indonesia yang menjadi tujuan kerja sama tersebut.

Dalam konferensi persnya, Prabowo menyatakan, pembicaraan secara empat mata dengan SBY cukup intensif, mendalam, dan cukup menjangkau ke depan. Dalam pembicaraan itu, juga diklaim ada kesepakatan di antara kedua belah pihak mengenai koalisi.

"Ada suatu kehendak dari kedua pihak untuk menjalin suatu sinergi kerja sama yang erat dalam menghadapi keadaan negara yang dalam kesulitan," ujar Prabowo di teras rumahnya didampingi SBY, di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (30/7).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement