REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sebuah kapal bantuan kemanusiaan untuk warga di Jalur Gaza diadang oleh pasukan angkatan laut Israel. Dilansir Aljazirah, Senin (30/7), kapal Awda, yang membawa sedikitnya 23 orang, dimaksudkan untuk mencapai pelabuhan Gaza sekitar tengah hari waktu setempat pada Ahad. Tetapi, kapal dialihkan ke pelabuhan Israel Ashdod.
Kapal mencoba mematahkan blokade 12 tahun oleh Israel dan Mesir. Awak kapal berasal dari 16 negara yang berbeda, termasuk beberapa warga Israel. Awda berangkat dari pantai Palermo di Italia sepekan yang lalu.
Tentara Israel mengaku mencegat sebuah kapal yang berangkat dari Eropa untuk melanggar blokade laut yang diberlakukan di Jalur Gaza. Awak kapal mengatakan pelayaran mereka sebagai sarana simbolis untuk menarik perhatian internasional terhadap nasib 1,8 juta orang yang tinggal di Gaza. Kapal itu diduga membawa peralatan medis senilai sekitar 15 ribu dolar AS.
Pihak yang bertanggung jawab akan pelayaran itu, Break the Siege mendapat kecaman dalam sebuah pernyataan oleh Israel. Israel menuntut agar pemerintah dari orang-orang yang berada di atas kapal mengambil tindakan segera.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah memantau dan mencegat kapal itu sesuai dengan hukum internasional. Israel mengklaim bantuan kemanusiaan yang dibawa kapal itu akan dikirimkan ke Gaza.
Awda merupakan kapal terbaru yang berusaha mencapai Gaza. Pada 2010, tentara Israel menyerbu armada Mavi Marmara Turki, menewaskan 10 warga Turki. Sementara pada 2015, armada empat kapal yang menuju Gaza dialihkan ke Ashdod.
Barulah pada 2008, dua perahu yang membawa 40 orang berhasil berhasil mencapai pantai Gaza. Pada saat itu, Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan telah mengizinkan armada itu.
Awal bulan ini, Israel menutup perbatasan Karam Shalom (dikenal oleh orang Palestina sebagai Karem Abu Salem). Israel mengatakan penutupan tersebut sebagai pembalasan atas tindakan Palestina yang membakar lahan Israel. Perbatasan hanya dibuka untuk transfer kebutuhan kemanusiaan seperti gas untuk memasak, serta gandum dan tepung ke Gaza.
Blokade darat, udara, dan laut telah menyebabkan ribuan orang di Gaza melakukan protes di dekat pagar perbatasan dalam beberapa pekan terakhir. Hal itu juga mendorong warga untuk berlayar dari pantai Gaza pada Mei dalam upaya untuk mematahkan batas yang diberlakukan Israel.
Untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade, kapal itu, yang membawa sedikitnya 25 pasien, mahasiswa dan aktivis, berhasil melintasi 16 km sebelum empat kapal perang Israel mengapitnya dan mengarahkannya ke Ashdod.