REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menerima pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI). Dalam pertemuan tersebut, ISEI mengundang wakil presiden untuk membuka Kongres ISEI ke-20 yang akan digelar pada 8-10 Agustus 2018 di Bandung, Jawa Barat.
"Kami mengharapkan kehadiran pak wakil presiden sekaligus, tentunya kami selaku warga dari Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia ingin mendenagr langsung arahan dari pak wapres terkait perkembangan ekonomi Indonesia," ujar Ketua Umum ISEI Bambang Brodjonegoro ketika ditemui di kantor wakil presiden, Senin (30/7).
Dalam kongres tersebut, ISEI ingin mendorong harmonisasi antara sektor formal dan informal. Adapun, sektor informal di Indonesia jumlahnya cukup banyak dan ISEI mendorong agar sektor ini dapat bersaing di tengah maraknya e-commerce.
Bambang mengatakan, produktivitas sektor informal harus didorong agar dapat bersaing dengan barang-barang konsumsi yang saat ini banyak diimpor melalui e-commerce. Menurut Bambang, transaksi belanja online mengakibatkan impor barang konsumsi meningkat. Padahal, barang konsumsi tersebut dapat diproduksi di dalam negeri.
"Harapannya produktivitas itu diperbaiki dari berbagai aspek, mulai dari bagaimana cara berproduksinya, tenaga kerja dilibatkan dan dengan perbaikan produktivitas nantinya kebutuhan impor bisa dikurangi," kata Bambang.
Menurut Bambang, peningkatan produktivitas tersebut tidak hanya sekadar memperbaiki produksi namun juga harus ada nilai tambah. ISEI berharap, sektor formal menengah besar dapat ikut berperan untuk mendukung sektor informal.
Sekretaris Jendral ISEI Aviliani mengatakan, salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas sektor informal yakni melakukan konsolidasi dengan perusahaan besar. Sebab, tanpa adanya campur tangan perusahaan skala besar maka sektor informal tidak akan mencapai skala ekonomi.
Aviliani mencontohkan, salah satu konsolidasi yang kini sudah berjalan yakni melalui program produk unggulan desa yang dicanangkan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Program tersebut yakni mempertemukan petani-petani kecil yang menjual produknya ke perusahaan besar. Aviliani berharap model konsolidasi ini nantinya dapat diaplikasikan di sektor industri kecil.
"Produk unggulan desa itu sebenarnya mempertemukan petani-petani kecil menjadi terkonsolidasi menjadi skala ekonomi nanti pembelinya perusahaan, selama ini kan perusahaan gak mau beli ke petani karena gak standar, skalanya kecil-kecil jadi buat mereka terlalu mahal belinya, sekarang nih yang salah satu sudah mulai mengkonsolidasikan disitu," ujar Aviliani.
Aviliani mengatakan, perkembangan era digital akan membuat sektor informal semakin meningkat. Peningkatan sektor informal harus diantisipasi karena nantinya akan terkait dengan perpajakan.