REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mustafa Kamal tidak menduga dengan hasil ijtima ulama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) yang merekomendasikan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri sebagai salah satu kandidat calon wakil presiden (cawapres) di Pilpres 2019 mendatang. Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa PKS siap memperjuangkan rekomendasi ijtima ulama tersebut.
"Ya itu jelas (memperjuangkan hasil ijtima), kita partai yang dilahirkan oleh para ulama. Selain ada aktivis di kampus, ada para birokrat yang kemudian menopang juga PKS, tentu saja mereka mundur dari status ASN-nya waktu itu, dan itu terbentuknya PKS tidak pernah lepas dari para ulama dan dukungan umat," katanya di Jakarta, Senin (30/7) malam.
Mustafa mengaku PKS menjadi partai yang paling peka, paling terbuka dan menjunjung tinggi suara ulama. Menurutnya, hal tersebut mewakili umat dan suara Indonesia.
Baca juga, Bertemu SBY, PKS Akui Banyak Kesamaan Visi Misi
"Jadi kalau kita bicara keumatan itu sekaligus kerakyatan dan kebangsaan," katanya.
Sementara itu terkait nama penceramah Ustaz Abdul Somad dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang juga direkomendasikan Ijtima Ulama Ahad (29/7), Mustafa mengaku keduanya bukan tokoh yang baru bagi PKS. Bahkan kerjasama antara PKS dengan Prabowo telah terjalin sejak pilkada DKI 2017 lalu.
"Jadi Pak Prabowo juga secara intensif sudah menjajaki koalisi bersama kita dan kita rasanya dengan kebersamaan itu memiliki kebersamaan misi visi bersama Pak Prabowo. Tinggal kita bawa ke Majelis Syuro untuk dibicararakan dan mudah-mudahan bisa diterima," ujarnya.
GNPF Ulama mengadakan Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional 2018. Pertemuan yang dihadiri 600 ulama tersebut digelar selama tiga hari sejak 27 - 29 Juli 2018 di Jakarta. Selain Salim, ulama juga merekomendasikan pendakwah Ustaz Abdul Somad (UAS) dan Prabowo Subianto.