Selasa 31 Jul 2018 12:00 WIB

Kemenag: Guru Bercadar Harus Komitmen untuk Kebangsaan

Jangan sampai ada guru bercadar menyalahkan guru yang tidak bercadar.

Rep: Muhyiddin/ Red: Andi Nur Aminah
Wanita bercadar (ilustrasi)
Foto: Youtube
Wanita bercadar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Suyitno mengatakan bahwa seorang guru yang bercadar harus mempunyai komitmen terhadap kebangsaan. Hal itu dikatakan Suyitno saat menjadi narasumber Focus Group Discussion Program Direktorat GTK di Jakarta, Senin (30/7).

Menurut dia, masalah cadar di kalangan guru dan siswa di sekolah saat ini mulai marak. Karena itu, dia mengingatkan agar jangan sampai guru yang bercadar menyalahkan guru yang tidak bercadar.

“Guru yang bercadar juga tetap harus berkomitmen untuk penguatan nilai-nilai kebangsaan, misalnya mau upacara bendera, hormat bendera dan tidak menganggap pemerintah itu toghut," ujar Suyitno dalam siaran persnya yang diterima Republika.co.id.

Selain itu, Suyitno juga menyampaikan tentang titik-titik rawan adanya guru yang terindikasi radikal di daerah Terluar, Terdepan dan Tertinggal (3T). Menurut dua, guru di daerah 3T harus mendapatkan perhatian lebih jika melihat situasi bangsa saat ini. “Guru di Daerah 3T juga harus mendapatkan perhatian serius dalam hal kesejahteraan, karena mereka rawan terkena paham radikalisme," katanya.

Dia menambahkan, untuk menangani paham dan gerakan radikalisme sendiri, termasuk di dunia pendidikan tidak bisa dengan cara-cara yang yang terlalu lembut, tapi harus tegas. Karena itu, menurut dia, negara tidak boleh kalah dengan munculnya kelompok-kelompok radikalis.

“Pemegang kebijakan pendidikan akan mempunyai keberanian jika ada regulasi yang kuat, sebagai panduan untuk menindak aktor-aktor pendidikan yang terpapar radikalisme di antaranya guru," jelasnya.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement