Selasa 31 Jul 2018 21:02 WIB

Deputi KSP Ingatkan Peran Masyarakat Mencegah Terorisme

Para pelajar diingatkan untuk aktif membendung bahaya terorisme.

Suasana nobar Film 22 Menit, Selasa (31/7).
Foto: Istimewa
Suasana nobar Film 22 Menit, Selasa (31/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Eko Sulistyo menyatakan ruang gerak terorisme bisa dibatasi. Salah satu caranya yaitu dengan dukungan masyarakat tidak hanya pemerintah dan aparat keamanan. 

"Masyarakat yang aktif membaur satu sama lain, dapat mendeteksi dan mengetahui kegiatan setiap individu dalam suatu kelompok masyarakat. Hal ini pada gilirannya dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya atau menyebarnya paham-paham radikalisme yang berujubg terorisme di tengah masyarakat," kata Eko melalui siaran persnya yang diterima Repulika.co.id, Selasa (31/7).

Eko menyatakan hal itu di sela-sela acara nonton bareng Film 22 menit di Bioskop XXI Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Selasa (31/7). Terkait dengan film 22 Menit itu, menurut Eko, film ini sangat baik menggambarkan realitas mereka yang jadi korban kebiadan aksi terorisme.

Nobar yang diinisiasi relawan Arus Bawah Jokowi ini diikuti pelajar, mahasiswa, kelompok masyarakat dan pimpinan relawan Jokowi seperti Muhammad Yamin dan Michael Umbas juga dihadiri perwakilan dari Mabes Polri. Sedikitnya 200-an peserta nobar memenuhi ruangan bioskop.

Disampaikan Eko, banyak anggota masyarakat terutama dari kalangan anak muda yang awalnya tidak mengerti apa-apa namun terkontaminasi oleh paham-paham radikal. Kepedulian terhadap lingkungan diharapkan dapat mengantisipasi menyebarnya paham dimaksud.

Sementara, Sekjen DPP Arus Bawah Jokowi, Umar Maya Ibnu Fajar, mengajak para pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum untuk bersama-sama menjadi agen perubahan yang pro aktif dalam menyikapi ancaman dan bahaya terorisme. Dimulai dari hal-hal kecil, misalnya mengingatkan satu sama lain ketika menerima informasi mengenai ideologi radikalisme.

”Banyak dari anak-anak muda kita yang rentan disusupi paham-paham radikal. Ancaman-ancaman itu ada di depan mata. Semua harus bergandengan tangan menangkalnya," pesannya.

Film 22 Menit diperankan oleh Ario Bayu sebagai Ardi, seorang polisi anggota Unit Antiterorisme. Diceritakan, ketika ledakan bom terjadi di daerah Sarinah-Thamrin Jakarta, ia tengah mengantar anaknya ke sekolah. Bersama rekan-rekannya, Ardi mempertaruhkan nyawanya untuk mengamankan situasi.

Singkatnya, dalam waktu 22 menit, ia dan satuan antiterorisme berhasil meringkus pelaku. Film besutan sutradara Eugene Panji dan Myrna Paramita Pohan sarat pesan mengenai bahaya terorisme. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement