Rabu 01 Aug 2018 13:09 WIB

KLHK Apresiasi Seluruh Tim Evakuasi Pendaki Rinjani

Total seluruh pendaki yang telah dievakuasi sebanyak 1.226 orang.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Andi Nur Aminah
Proses evakuasi pendaki di Gunung Rinjani oleh tim SAR gabungan pada Selasa (31/7).
Foto: Dok Basarnas Mataram
Proses evakuasi pendaki di Gunung Rinjani oleh tim SAR gabungan pada Selasa (31/7).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Direktur Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Wiratno menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proses evakuasi pendaki yang terjebak di Gunung Rinjani. Sejumlah tim terlibat dalam proses evakuasi itu. Prosesi penyelamtan pendaki itu di bawah kendali Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Sudiyono dengan 23 personel Balai TNGR.

Tim lainya adalah delapan personel Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Eksostem, KLHK, delapan personel Balai Konservasi Sumberdaya Alam NTB, 49 personel Basarnas, 40 Kopassus, 20 personel Korem 162 dan Koramil Sembalun, 19 personel Brimob Polda NTB, Sabhara, dam Dalmas Lotim. Juga ada enam personel dari tim Mediseedelweis Medical Health Center, dan 18 personel Grahapala Universitas Mataram.

"Pada Selasa (31/7) pukul 19.50 WITA, seluruh pendaki dan tim evakuasi sudah kelaur dari kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR)," ujar Wiratno di Sembalun, Lombok Timur, NTB, Rabu (1/8).

photo
Evakuasi pendaki Gunung Rinjani pascagempa di Lombok Timur.

Ia menyebutkan, data pada Rabu (1/8), total seluruh pendaki yang telah dievakuasi sebanyak 1.226. Mereka terdiri atas 696 warga negara asing (WNA) dan 530 warga negara Indonesia (WNI). Wiratno merinci, Thailand merupakan negara asal pendaki WNA terbanyak dengan 358 pendaki atau 54,88 persen. Disusul 68 pendaki Perancis atau 9,77 persen, 43 pendaki Belanda atau 6,17 persen, 25 pendaki Jerman atau 3,59 persen, dan 21 Swiss atau 3,01 persen.

Wiratno menyampaikan, satu pendaki asal Makassar, Mochaman Ainul Taksim (26), meninggal akibat longsoran di KM 10 jalur pendakian Sembalun. Ia menyampaikan, jenazah korban diserahkan KLHK ke pihak keluarga pada 02.00 WITA. Ia menambahkan, KSDAE menutup kegiatan pendakian sejak Ahad (28/7) sampai waktu yang belum ditentukan.

"Akan segera dilakukan pengkajian dan penelitian terhadap keamanan jalur pendakian, jalur pendakian alternatif evakuasi, prediksi pola kegempaan, letusan dan dampak pendakian," lanjutnya.

photo
Proses evakuasi pendaki di Gunung Rinjani oleh tim SAR gabungan pada Selasa (31/7).

Dia menyebutkan, penelitian ini melibatkan tim pakar dan praktisi secara terpadu. Selain itu juga, manajemen pengelola TNGR berencana melakukan perbaikan manajemen pendakian ke depan dengan pemberlakuan sistem booking online kepada pengunjung, jasa usaha, dan pelaku wisata. Selain itu juga akan dilakukan penetapan kuota pengunjung per hari; manajemen sampah melalui pack in pack out menuju zero waste sampah pendaki.

Upaya lainnya adalah operasional kembali CCTV untuk optimalisasi monitoring kendali; dan pemberlakuan tagging pendaki dengan sitem radio frequency identification (RFID) untuk dapat memonitor pergerakan pendaki.

"Langkah-langkah dalam menangani dan antusipasi apabila terjadi bencana pendakian ialah merancang jalur evakuasi dan sistem evakuasi, penguatan koordinasi dengan pemangku kebijakan terkait kebencanaan, dan diklat SAR bagi petugas. Juga pelaku wisata seperti guide, porter, dan trek organizer," kata dia menambahkan. Wiratno menyampaikan, tim tanggap bencana di TNGR tetap bersiaga hingga 6 Agustus mendatang.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement