Kamis 02 Aug 2018 07:15 WIB

Tiga Wartawan Rusia Tewas Dibunuh

Tiga wartawan Rusia tengah menginvestigasi perusahaan militer swasta.

Rep: Sri Handayani/ Red: Nur Aini
Bendera Rusia
Bendera Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Tiga wartawan asal Rusia tewas di Republik Afrika Tengah ketika sedang menyelidiki sebuah perusahaan militer swasta Rusia. Seperti dikutip media Inggris the Guardian, pimpinan redaksi media tempat mereka bekerja menyebut perusahaan tersebut memiliki hubungan dengan Kremlin.

Kementerian Luar Negeri Rusia membenarkan kabar kematian ketiga jurnalis tersebut. Pusat Manajemen Investigasi (IMC), Selasa (31/7), mengatakan di situsnya bahwa tim wartawan tersebut dipimpin oleh koresponden perang veteran Orkhan Djemal. Mereka menginvestigasi tindakan perusahaan militer Rusia, Wagner, yang juga aktif di Suriah dan Ukraina.

Ketiga orang Rusia itu adalah jurnalis ulung yang pernah bekerja dengan organisasi media independen atau oposisi. Djemal adalah mantan editor politik Novaya Gazeta dan telah meliput konflik di Georgia dan Ukraina. Sebagai koresponden perang, ia dikenal oleh rekan-rekannya karena tindakannya yang agresif, sering kali tanpa rasa takut. Dalam melaksanakan tugasnya, Djemal pernah dipenjara di Somalia dan terluka di Libya.

Jurnalis lain, Alexander Rastorguev, adalah seorang sutradara yang terkenal karena film dokumenternya Srok (The Term). Film tersebut bercerita tentang oposisi anti-Putin Rusia. Sementara, Kirill Radchenko adalah seorang fotografer berprestasi yang juga menjabat sebagai pemantau pemilu di Ceko selama pemilihan presiden.

IMC didukung oleh Penguasa Rusia, Mikhail Khodorkovsky. Ia pernah dipenjara selama satu dekade di bawah kepemimpinan Vladimir Putin. Ia dituduh melakukan kejahatan keuangan yang terkait politik.

 

Media pemerintah Rusia telah menghindari pemberitaan tentang apa yang sedang diteliti oleh para wartawan. Hal itu karena Kremlin secara terbuka telah menolak dikaitkan dengan Wagner, atau bahkan dikaitkan dengan keberadaan perusahaan militer swasta itu. Kementerian luar negeri Rusia mengatakan jurnalis itu masuk ke Afrika Tengah sebagai turis.

Mereka meninggalkan Rusia pada Jumat dan masih melakukan kontak hingga Ahad malam. Media setempat menuliskan, mereka mungkin telah disergap dan dibunuh Senin malam di dekat Desa Sibut, sekitar 185 mil (300 km) sebelah utara Bangui, Ibu Kota Republik Afrika Tengah.

“Sulit mempercayai ini, tapi tak ada harapan lain bahwa (dugaan) ini salah,” kata IMC dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya jurnalis itu telah ditolak masuk ke pangkalan militer yang mereka yakini dijalankan oleh Wagner. Wakil Pemred IMC Anastasia Gorshkova mengatakan, pihak Wagner beralasan mereka tidak memiliki akreditasi yang layak. IMC juga prihatin bahwa sopir para wartawan tersebut bersekongkol dengan polisi. Mereka dituduh menerima suap.

Para wartawan membawa ribuan dolar AS tunai dan kamera ketika mereka tewas. Beberapa laporan media mengatakan, para wartawan disergap oleh 10 orang yang berbicara bahasa Arab.

Desember lalu, PBB memberikan izin kepada Rusia untuk melatih dan mensenjatai angkatan bersenjata pemerintah. Beberapa media Rusia telah melaporkan Wagner merupakan perusahaan militer swasta gelap milik Yevgeny Prigozhin. Ia merupakan pemilik restoran yang berubah menjadi kontraktor pemerintah.

Wagner terkenal karena kinerjanya di Suriah. Surat kontrak yang bocor menunjukkan bahwa perusahaan menerima konsesi minyak dari rezim Assad sebagai imbalan untuk menyediakan perlindungan untuk fasilitas strategis tertentu. Ratusan tentara bayaran Rusia, beberapa dikaitkan ke Wagner, dikatakan tewas dalam bentrokan dengan pasukan AS pada Februari.

Perusahaan militer swasta itu dinyatakan ilegal di Rusia. Namun, komandan Wagner, Dmitry Utkin, terlihat dekat dengan Kremlin. Dia difoto selama upacara Kremlin. Di acara itu, ia dianugerahi medali keberanian. Utkin juga dikatakan memiliki hubungan dekat dengan militer Rusia, yang dilaporkan mendukung perusahaan militer swasta yang bersaing.

Rusia dikenal sebagai salah satu negara dunia yang berbahaya bagi para jurnalis. Komite Perlindungan Wartawan menyebutkan, setidaknya 58 wartawan meninggal karena kekerasan di negara itu sejak 1992. Sejumlah orang yang tewas bekerja untuk Novaya Gazeta. Media tersebut menerbitkan investigasi kritis terhadap pemerintah dan militer.

Salah satu koresponden bintang di koran tersebut ialah Anna Politkovskaya, wartawan perang Ceko yang veteran. Ia ditembak mati di blok apartemennya pada 2006. Setelah serangkaian ancaman terhadap jurnalis mereka tahun lalu, editor Novaya Gazeta menyarankan agar newsroom mereka dilengkapi dengan senjata untuk membela diri.

Tahun ini seorang wartawan investigasi Rusia, Maxim Borodin, yang dikatakan menyelidiki Wagner, meninggal setelah jatuh dari balkon berlantai lima. Tidak jelas apa yang menyebabkan ia jatuh. Pimpinan redaksinya mengatakan kepada Guardian, setelah mengunjungi apartemennya, mereka tidak percaya penyebabnya hanya permainan iseng.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement