REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Rum menyampaikan, beberapa titik pengungsian masih kekurangan tenda dan selimut.
Ia mengatakan, sejumlah titik pengungsian yang masih mengalami kekurangan tenda dan selimut berada di lima titik pengungsian di Kokok Nangka yang diisi 525 jiwa, delapan titik di Embung Gamang, tiga titik di Otlrita Isi dengan 307 jiwa, dan tiga titik di Bon Jeruk dengan 236 jiwa.
"Jenis tenda yang dibutuhkan itu tenda keluarga, tenda ibadah, dan tenda sekolah," ujar Rum di Lombok Timur, NTB, Kamis (2/8).
Rum menyebutkan, stok tenda dan selimut sejatinya tersedia di Kantor BPBD Lombok Timur, namun belum terdistribusikan. "Tenda dan selimut yang ada akan segera didistribusikan," lanjutnya.
Rum melanjutkan, tim penanganan darurat bencana juga terus melakukan verifikasi data kerusakan rumah warga. Hingga hari ini, jumlah rumah rusak yang terdata sebanyak 663 rumah di Kecamatan Sembalun dan Sambelia, Lombok Timur.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjanjikan bantuan senilai Rp 50 untuk rumah dengan rusak berat. Kata Rum, bantuan tersebut akan dikirim melalui rekening BRI.
Dia menyebutkan, sebanyak 40 unit sudah memiliki rekening. Jumlah ini sebenarnya bisa bertambah, lantaran sudah ada 567 unit yang juga memiliki rekening namun belum terdata lantaran tidak ada sinyal di lokasi.
"Kita usahakan sisa dari rumah yang telah diverifikasi dapat memiliki rekening pada Kamis (2/8)," kata dia.
Dinas Sosial Lombok Timur, lanjutnya, telah membangun dapur umum di Desa Madain dan Obel-obel, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, untuk melayani kebutuhan para pengungsi.
Rum memastikan ketersediaan beras dan bahan baku lainnya cukup untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi selama masa tanggap darurat.
Dia melanjutkan, bantuan juga terus berdatangan, seperti dari Pertamina yang memberikan bantuan BBM operasional dan gas 50 Kg untuk dipergunakan di dapur umum. Untuk air bersih dan sanitasi, Dinas PU Lombok Timur juga sudah mengirimkan mobil tangki air sebanyak tujuh unit.
Rum juga mengajak para pengungsi ikut berpartisipasi menjaga kebersihan di lokasi pengungsian. Hal ini lantaran cukup banyaknya sampah yang berada di lokasi pengungsian.
"Dari sektor kesehatan, sejumlah pasien yang dirujuk ke RSUD Selong sudah sembuh, satu pasien gangguan jiwa dirujuk ke RSJ Mataram," ucapnya.
Kata Rum, tim medis bersiaga penuh di lokasi untuk melayani kebutuhan kesehatan pengungsi. Selain itu, tenaga psikologi juga telah datang untuk memberikan pelayanan pembinaan psikologi, terutama kepada anak- anak.