REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal PKB Jazilul Fawaid menyebut koalisi Joko Widodo sudah hampir matang untuk menghadapi pemilihan presiden (pilpres) 2019. Ini berbeda dengan koalisi penantang, yakni Prabowo Subianto.
Menurut Jazilul, koalisi Prabowo belum berbentuk sama sekali meskipun banyak manuver atau pertemuan antara partai di koalisi tersebut. Bahkan, ia mengatakan, hingga saat ini, koalisi tersebut belum pasti. "Ada pertemuan-pertemuan, tetapi nggak ada bentuknya sampai hari ini," ujar Jazilul di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/8).
Jazilul mengatakan kubu Prabowo tampaknya masih bimbang dalam menentukan cawapres. Apalagi, masing-masing partai memginginkan kadernya dipilih sebagai cawapres.
Selain itu, ada rekomendasi forum ijtima' GNPF ulama yang menyarankan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri dan Ustaz Abdul Somad sebagai cawapres. Sementara, Prabowo juga dihadapkan pada tantangan agar pasangannya mampu memberikan kemenangan.
"Mencari bentuk untuk menang karena Pak Jokowi ini kuat, jadi mencari bentuk untuk menang," ujar Jazilul.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bertemu jajaran Partai Keadilan Sejahtera (PKS), di Grand Melia Hotel, Senin (30/7) malam. Pertemuan Demokrat dengan PKS ini membahas penguatan koalisi di pilpres 2019. (Republika/Amri Amrullah)
Karena itu, ia memprediksi hingga waktu pendaftaran Pilpres 4-10 Agustus mendatang, hanya ada satu pasangan yang mendaftar, yakni kubu Jokowi. Jika demikian maka kemungkinan waktu pendaftaran bisa diperpanjang.
"Pokoknya sampai hari ini hanya satu pasang yang sudah jelas. Kalau ada hanya satu pasang maka diperpanjang, satu bulan lagi dan partai kan nggak boleh nggak dukung sekarang, wajib kan. kalau nggak, kan kena sanksi," katanya.