REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) memprediksi akan bisa menekan impor minyak saat sudah mengoperasikan Blok Rokan. Senior Vice President Corporate Strategic Growth, PT Pertamina (Persero), Daniel S Purba menjelaskan dengan produksi Blok Rokan yang bisa mencapai 200 ribu barel per hari (bph), maka kebutuhan impor bisa ditekan.
Daniel menjelaskan rata rata impor minyak mentah harian mencapai 400 ribu bph. Jika produksi rokan mencapai 200 barel, dan bagian pemerintah sebesar 100 ribu bph, maka kebutuhan crude yang biasanya ditopang dari impor ini bisa ditutup dari produksi Blok Rokan.
"Produksi Rokan 200 ribu barel. Misalnya pembagiannya 50:50, kita ada 100 ribu barel. Kalau rata rata kita impor 400 ribu barel lalu bisa ditutup dari bagian kita, kan itu sudah lumayan sekali," ujar Daniel, Kamis (2/8).
Daniel mengatakan produksi Rokan tersebut nantinya bisa masuk ke kilang kilang yang saat ini dimiliki Pertamina. Seperti Kilang Dumai dan Kilang Bontang yang mempunyai kapasitas masing masing 125 ribu barel per hari.
"Kan udah open access, jadi ada impor minyak mentah juga ke Dumai, tapi kalau udah ada ini (Blok Rokan, red) nggak perlu lagi impor. Kilang Dumai, Balongan dan Plaju aman," ujar Daniel.