REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perluasan pemberlakuan kawasan ganjil-genap di Jakarta dinilai tak mengganggu performa Grabcar. Marketing Director Grab Indonesia Mediko Azwar mengatakan telah mererapkan penggunaan algoritma khusus untuk layanan Grabcar.
Ia menjelaskan, penggunaan algoritma khusus itu berfungsi melakukan penyaringan dan pencocokan pelat ganjil-genap di Jakarta secara real time dari kendaraan milik pengemudi sesuai dengan lokasi penjemputan dan tujuan, jam, serta tanggal perjalanan.
"Hal ini diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah mengurangi kemacetan dan membantu pengguna Grab, baik mitra pengemudi maupun penumpang Grabcar lebih mudah beraktivitas," kata dia melalui keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Kamis (2/8).
Dengan algoritma khusus itu, pengguna Grabcar akan diarahkan menggunakan jasa pengemudi sesuai dengan kendaraan yang memenuhi syarat, baik dari atau menuju area di mana kebijakan plat mobil ganjil-genap diberlakukan. Mediko mengklaim, penggunaan algoritma khusus itu akan mendukung warga dan fan yang datang dari berbagai negara untuk memeriahkan Asian Games 2018.
"Kami harap kemana pun pelanggan Grab ingin pergi, mereka tidak perlu khawatir ganjil-genap menggunakan Grab," ujar dia.
Sebelumnya, pengemudi Grabcar mengeluhkan turunnya penghasilan akibat pemberlakuan perluasan kawasan ganjil genap. Bahkan, penghasilan mereka turun hingga 50 persen per harinya.
Baca juga: Ganjil-Genap, Penghasilan Angkutan Online Turun Drastis
Anto (35 tahun) yang menggunakan aplikasi Grab untuk menarik penumpangnya juga mengeluhkan adanya perluasan dan penambahan waktu kawasan ganjil-genap. Menurut dia, perluasan kawasan ganjil-genap memengaruhi daerah pinggiran yang biasanya tidak macet menjadi macet.
Ia menambahkan, pesanan yang masuk melalui aplikasinya juga berkurang. "Kalau misal 10 jam bisa dapat 10 perjalanan, sekarang susah. Biasanya saya jam segini sudah dapat 10 pesanan, tapi sekarang berkurang 50 persen," katanya, Rabu (1/8) sore.
Ali (31) yang juga merupakan pengemudi Grabcar mengatakan akan tetap beroperasi meskipun pelat nomornya tak sesuai dengan tanggal. Namun, ia akan lebih ke daerah pinggiran yang tak ada aturan ganjil-genap.
"Tapi percuma juga, orderan semua ke arah Jakarta kan. Sudah pada pusing semua teman-teman," kata lelaki yang minimal membawa uang ke rumah Rp 100 ribu per harinya itu.