Kamis 02 Aug 2018 20:35 WIB

Masa Tanggap Darurat Gempa Lombok akan Diperpanjang

Dari tujuh hari masa tanggap darurat akan dijadikan 14 hari.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Indira Rezkisari
Warga memerhatikan salah satu bangunan Pura Penataran Agung Rinjani yang rubuh akibat gempa di Desa Trengilut, Senaru, Lombok Utara, NTB, Rabu (1/8). Sejumlah rumah ibadah tidak dapat digunakan karena mengalami kerusakan akibat gempa bumi. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc/18.
Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara
Warga memerhatikan salah satu bangunan Pura Penataran Agung Rinjani yang rubuh akibat gempa di Desa Trengilut, Senaru, Lombok Utara, NTB, Rabu (1/8). Sejumlah rumah ibadah tidak dapat digunakan karena mengalami kerusakan akibat gempa bumi. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc/18.

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sedang menyusun rancangan untuk memperpanjang masa tanggap darurat. Berdasarkan surat keputusan Gubernur NTB, status masa darurat gempa sebelumnya ditetapkan selama tujuh hari, mulai 29 Juli hingga 4 Agustus 2018.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Muhammad Rum mengatakan, perpanjangan masa tanggap darurat diajukan untuk tujuh hari ke depan. Sehingga total masa tanggap darurat selama 14 hari atau dua pekan. "Karena sampai saat ini masih terjadi gempa susulan dan korban luka-luka masih belum semuanya pulih serta sebagian masyarakat masih trauma," ujar Rum kepada Republika.co.id, Kamis (2/8) malam.

Berdasarkan hasil rapat evaluasi di posko induk di Desa Madayin, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, pada Kamis (1/8), Rum merinci, sebanyak 1.081 rumah rusak di Lombok Timur sudah terverifikasi. Dia mengharapkan adanya keterlibatan dari kepala dusun untuk membantu tim verifikasi karena penambahan personel tim verifikasi sulit dilakukan mengingat keterbatasan SDM.

"Per 2 Agustus 2018, 736 KK sudah terSK-kan dengan komposisi rusak berat sebanyak 311 KK dan rusak ringan sebanyak 425 KK," katanya.

Rum melanjutkan, sepuluh orang dari forum Zakat, sepuluh orang dari Generasi Indonesia Mengabdi akan membantu proses verifikasi rumah rusak. "Perlunya standarisasi dan klasifikasi rumah rusak baik di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur sehingga tidak menyebabkan permasalahan sosial di kemudian hari," lanjutnya. Wakil Komandan Tim Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Alam Gempa Bumi di Lombok, NTB, ini juga mengajak Dinas PU dan TNI mengawasi pembangunan kembali rumah rusak tahan gempa.

Baca juga: Ketika Gempa, Hujan Batu dan Longsor Terjadi di Rinjani

Untuk persediaan logistik di gudang yang berada di Desa Sugian, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur meliputi 280 paket sandang, 518 family kit, 1.360 selimut, 900 matras , 30 tenda pengungsi, 60 genset, dan 30 alas tenda. "Logistik siap untuk didistribusikan sesuai dengan tempat yang dibutuhkan," kata dia.

Tim Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Alam Gempa Bumi di Lombok, NTB, lanjutnya, juga telah mendistribusikan 24 MCK portabel ke Kabupaten Lombok Utara dan 26 ke Kabupaten Lombok Timur. Selain itu, 30 tandon juga telah tersedia di Pos Sugian dan bisa dimanfaatkan.

Rum menambahkan, persoalan yang masih perlu dilakukan ialah perbaikan jaringan pipa yang rusak, penambahan tandon, penambahan MCK portable, dan data penambahan jumlah pengungsi. "Perlu informasi dan data update terkait posko pengungsi yang tersebar, baik di Kabupaten Lombok Timur ataupun Lombok Utara terkait dengan pemenuhan kebutuhan pengungsi," ungkap Rum.

Rum menyampaikan, saat ini juga sudah tersedia enam orang tim psikologi dari TNI yang akan dibantu 100 orang relawan di Posko Krisis Center di Yonkes Kostrad di Sembalun. Rencananya, Tim Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Alam Gempa Bumi juga akan membangun pos krisis center trauma healing di Belanting, Sajang, Madayin, Bumbung, Obel-obel, dan Bayan.

Dari sektor pendidikan, ia katakan, dibutuhkan 22 tenda untuk pengadaan sekolah darurat. Kata dia, logiatik tenda bisa menggunakan sisa tenda yang berada di Pos Logistik Sugian untuk didistribusikan sesuai kebutuhan di lapangan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement