Kamis 02 Aug 2018 22:47 WIB

Setelah Membangun Pemprov Harus Sanggup Merawat Fasilitas

Pengamat menilai Pemprov DKI tidak melakukan perawatan fasilitas secara sempurna.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Indira Rezkisari
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (ketiga kiri) dan ibu dari Gubernur DKI Jakarta Aliyah Rasyid Baswedan (kedua kiri) menyeberangi Pedestrian Light Control (Pelican Crossing) di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (2/8).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (ketiga kiri) dan ibu dari Gubernur DKI Jakarta Aliyah Rasyid Baswedan (kedua kiri) menyeberangi Pedestrian Light Control (Pelican Crossing) di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (2/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan tidak akan memasang kembali JPO di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat. Rencananya, tempat penyeberangan bawah tanah akan dibangun untuk pejalan kaki.

"(JPO) tidak (dipasang kembali), bahkan yang di sana (Bundaran HI) sudah kami siapkan untuk di bawah juga yang di jalan Thamrin," kata Anies ketika menemani Presiden RI, Joko Widodo meninjau Pelican Crossing di Bundaran HI, Kamis (2/8) sore.

Anies juga memiliki rencana untuk menghubungkan tempat penyeberangan bawah tanah dengan moda transportasi lain. "Kalau lihat ke sana runnya (jalurnya) menuju ke halte Transjakarta," sambung Anies.

Pengamat tata kota Universitas Trisakti, Nirwono Joga, menilai bahwa JPO memang menutupi lanskap Patung Selamat Datang secara utuh. Selain itu, ia menghubungkan dengan mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, yang pernah merencanakan pembongkaran JPO lama yang pernah ada di depan Wisma Nusantara karena menghalangi lanskap. Sutiyoso dikatakannya sempat berencana membangun tempat penyeberangan bawah tanah yang terhubung dengan kereta bawah tanah.

Menurut Nirwono, Pemprov DKI Jakarta dapat membangun tempat penyeberangan bawah tanah seperti di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Di Kota Tua, tempat penyeberangan bawah tanah terhubung dengan halte Transjakarta dan stasiun Jakarta Kota.

Namun, ia menyoroti masalah setelah pembangunan. Ia mengatakan, membangun infrastruktur juga harus memikirkan aspek pemeliharaan. "Pemda bisa membangunnya, tetapi soal merawat dan memelihara kebersihannya yang jadi masalah utama," ucap dia.

Ia mengamati bahwa tempat penyeberangan kawasan Kota Tua dalam kondisi yang belum layak. "Kondisinya kurang bersih, apalagi toiletnya. Tidak ramah anak, lansia dan orang dengan disabilitas," ungkap dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement