Jumat 03 Aug 2018 19:21 WIB

Pompeo Rayu Malaysia Gabung Kemitraan Indo-Pasifik

Malaysia membuka diri untuk kemitraan dengan negara manapun.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nur Aini
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo tiba di Malaysia, Kamis (2/8)
Foto: AP Photo/Vincent Thian
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo tiba di Malaysia, Kamis (2/8)

REPUBLIKA.CO.ID, PUTRA JAYA -- Perdana Menteri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengawali tur Asia Tenggara dengan mengunjungi Malaysia pada Jumat (3/8). Tiba di Negeri Jiran, Pompeo disambut oleh Duta Besar AS untuk Malaysia Kamala Shirin Lakhdhir, Menteri Pertahanan Mohamad Sabu dan Wakil Menteri Luar Negeri Marzuki Yahya.

Pompeo tiba di Malaysia pukul 09.00 pagi waktu setempat. Setelahnya Pompeo segera menuju kompleks pemerintahan Malaysia di Perdana Putra. Di sana dia bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.

Mantan Direktur CIA itu segera mengadakan pertemuan dengan sejumlah pejabat Malaysia. Dalam kesempatan itu Pompeo sekaligus memberikan ucapat selamat kepada Mahathir yang telah memenangi pemilu kepala pemerintahan Malaysia pada Mei lalu.

"Selamat kepada Perdana Menteri Mahathir dan publik Malaysia atas keberhasilan pemilu dan transisi demokratis. Tak sabar untuk segera memperdalam kemitraan kita dalam berbagai isu," kata Mike Pompeo.

Dalam kunjungan tersebut, Pompeo melakukan pertemuan selama 30 menit dengan Mahathir. Kesempatan itu dimanfaatkan Pompeo memaparkan visi AS terkait konsep strategi Indo-Pasifik milik Paman Sam. Konsep tersebut mengusung visi kemitraan yang terbuka, transparan, dan berdasarkan kepentingan kawasan.

Pemerintah AS memastikan jika konsep Indo-Pasifik mereka tidak akan berbenturan dengan konsep dagang Cina One Belt One Road. Konsep tersebut melibatkan beberapa dengan dengan kesepakatan transaksi senilai 1 triliun dolar AS di mana sebagian besar berada dalam proyek infrastruktur untuk menghubungkan Asia, sebagian Afrika dan Eropa.

Malaysia termasuk negara yang sempat bergabung dalam dalam konsep tersebut. Cina diketahui menanamkan investasi di Negeri Jiran untuk pembangunan kereta. Kesepakatan itu disetujui oleh pemerintahan mantan perdana menteri Najib Razak.

Namun, Mahathir menilai kesepakatan pembangunan kereta tersebut lebih banyak merugikan Malaysia. Mahathir tengah menangguhkan proyek tersebut sambil menegosiasi ulang kesepakatan yang bernilai 14 miliar dolar AS itu.

Pada saat yang bersamaan, Mahathir mengatakan jika Malaysia masih membuka peluang bagi negara manapun yang ingin menanamkan modal mereka. Asalkan, hasil investasi tersebut dapat membuka lapangan pekerjaan bagi kaum profesional Malaysia dalam bidang teknologi serta riset dan pengembangan.

Sementara, kedatangan Pompeo dan visi Indo-Pasifik AS membuka peluang bagi Malaysia untuk memenuhi keinginan mereka. Meski demikian, belum ada rincian sektor yang akan menjadi tombak utama kerja sama AS dengan Malaysia terkait konsep tersebut.

AS telah membuat hubungan diplomatik dengan Malaysia sejak 1957 setelah negara tersebut mendapatkan kemerdekaan dari Inggris. Selanjutnya, Washington dan Kuala Lumpur meningkatkan hubungan bilateral mereka melalui Kemitraan Komprehensif pada April 2014 lalu.

Setelah mengunjungi Malasyia, Pompeo segera bertolak ke Singapura guna menghadiri pertemuan setingkat Menteri Luar Negeri dengan anggota Asosiasi Negara Asia Tenggara (ASEAN) pada Sabtu (4/8). Setelahnya, dia akan berangkat ke Indonesia guna menemui Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Jakarta.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement