Sabtu 04 Aug 2018 13:18 WIB

Rusia Minta AS Bantu Pemulihan Suriah

Ajakan juga berisi desakan untuk membantu rekonstruksi daerah yang dikuasai al Assad

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Friska Yolanda
Sukarelawan White Helmets mencari korban setelah ledakan di Idlib, Suriah, April lalu.
Foto: EPA/Mohammed Badra
Sukarelawan White Helmets mencari korban setelah ledakan di Idlib, Suriah, April lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Rusia telah menghubungi Amerika Serikat (AS) guna membantu pemulihan Suriah. Komunikasi dilakukan menggunakan saluran yang diproteksi secara ketat. Dalam kesempatan itu, Rusia juga meminta AS untuk membantu repatriasi warga Suriah.

Proposal bantuan pemulihan Suriah itu dikirim pada 19 Juli kemarin oleh Kepala Star Jendral Militer Rusia Valery Gerasimov. Surat ditujukan kepada Jendral Angkatan Laut AS Joseph Dunford yang juga merupakan ketua staf gabungan.

Memo itu bertuliskan jika kebijakan AS hanya mendukung upaya pemulihan di Suriah serta solusi-solusi lainnya guna mengakhiri perang tujuh tahun di negara tersebut. Memo juga mengikutsertakan pemulihan melalui jalur pemilihan umum yang diawasi oleh Perserikatan BAngsa-Bangsa (PBB)

Ajakan juga berisi desakan bagi Washington dan negara lainnya untuk membantu rekonstruksi daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan Presiden Bashar al Assad. Kawasan itu merupakan daerah yang kini telah berada di bawah kendali pemerintah dengan bantuan Rusia.

"Proposal menjelaskan jika rezim di Suriah mengalami kekukarangan peralatan, bahan bakar, bahan baku serta investasi untuk membangun ulang negara agar mampu menopang kehidupan para pengungsi," bunyi memo itu.

Hingga kini belum ada tanggapan resmi dari pemerintah AS atas permintaan tersebut. Paman Sam sebelumnya ingin agar Presiden Assad menanggalkan kekuasaanya di Suriah dan memberikannya kepada milisi oposisi. Kendati, bantuan Iran dan Rusia membuat hal tersebut tidak terwujud serta kian mengkukuhkan posisi Assad.

Meski demikian, AS meminta jika pemilu hingga transisi kekuasaan di Suriah harus mendapatkan pengawasan ketat dari PBB. AS menyalahkan Presiden Bashar al Assad atas kehancuran yang terjadi di Suriah kini.

Kantor Jendral Dunford menolak untuk mengungkapkan rincian percakapannya dengan Jendral Gerasimov. Pemerintah dan Menteri Pertahanan Rusia juga belum memberikan tanggapan terkait permintaan tersebut.

"Sesuai dengan praktik di masa lalu, kedua Jendral telah sepakat untuk menjaga rincian percakapan mereka secara pribadi," kata Juru Bicara Kapten Paula Dunn.

Konlik di Suriah telah menewaskan sekitar setengah juta penduduk negara. Perang juga telah membuat 5,6 juta warga kehilangan tempat tinggal mereka dan terpaksa mengungsi ke luar negara. Menurut PBB, pemulihan Suriah diperkirakan bakal menghabiskan dana tak kurang dari 250 miliar dolar AS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement