Sabtu 04 Aug 2018 14:13 WIB

Cina akan Kenakan Tarif 60 Miliar Dolar Terhadap Barang AS

Trump mengusulkan tarif 25 persen lebih tinggi pada barang impor dari Cina.

Bendera Cina-Amerika
Foto: washingtonote
Bendera Cina-Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina pada Jumat (3/8) mengusulkan tarif pembalasan atas barang-barang AS senilai 60 miliar dolar AS mulai dari gas alam cair (LNG) hingga beberapa pesawat terbang. Seorang diplomat senior Cina meragukan prospek pembicaraan dengan AS untuk menyelesaikan konflik perdagangan sengit mereka.

Pemerintahan Trump memperketat tekanan untuk konsesi perdagangan dari Beijing minggu ini dengan mengusulkan tarif 25 persen lebih tinggi pada barang impor dari Cina senilai 200 miliar dolar AS. Cina berjanji membalas sementara juga mendesak AS bertindak secara rasional dan kembali ke pembicaraan untuk menyelesaikan perselisihan.

AS dan Cina menerapkan tarif pada barang satu sama lainnya senilai 34 miliar dolar AS pada Juli. AS diperkirakan akan segera menerapkan tarif tambahan atas barang-barang Cina senilai 16 miliar dolar AS.

Cina kini telah memberlakukan atau mengusulkan tarif atas 110 miliar dolar AS barang-barang AS, yang mewakili sebagian besar impor tahunan Cina atas produk-produk Amerika. Tahun lalu, Cina mengimpor sekitar 130 miliar dolar AS barang-barang AS.

Kementerian keuangan Cina meluncurkan sejumlah tarif tambahan baru pada 5.207 barang yang diimpor dari AS, dengan pungutan tambahan mulai dari lima persen hingga 25 persen. Pengaturan waktu akan tergantung pada tindakan AS, Kementerian Perdagangan Cina mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah.

"AS telah berulang kali meningkatkan situasi terhadap kepentingan perusahaan dan konsumen. Cina harus mengambil tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan martabat dan kepentingan rakyatnya, perdagangan bebas serta sistem multilateral," katanya.

Seorang penasihat utama Presiden AS Donald Trump mengatakan tarif yang diusulkan terbaru tidak separah yang telah diinginkan Gedung Putih. Dia memperingatkan Cina tidak menguji keputusan Trump.

"Mereka sebaiknya tidak meremehkan presiden," Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan dalam sebuah wawancara di Fox Business Network.

AS menuduh Cina mencuri rahasia perusahaan AS dan ingin menghentikannya, dan juga berusaha agar Beijing meninggalkan rencana untuk meningkatkan industri teknologi tingginya dengan biaya Amerika. AS juga ingin Cina menghentikan subsidi perusahaan Cina dengan pinjaman murah, mengklaim ini memungkinkan mereka untuk bersaing secara tidak adil.

Trump mengatakan dia bertekad untuk mengurangi defisit perdagangan AS dengan Cina. Trump telah menuduh Cina dan lainnya mengeksploitasi AS dalam perdagangan global.

photo

Trump meminta Beijing membuat sejumlah konsesi untuk menghindari tarif baru pada barang-barang Cina senilai 200 miliar dolar AS, yang dapat dikenakan dalam beberapa minggu setelah periode komentar ditutup pada 5 September. Cina mengatakan AS sengaja menciptakan konflik perdagangan, menggunakan taktik bullying, dan mengabaikan norma negosiasi internasional sehingga dapat menghentikan kebangkitan Cina sebagai pesaing di panggung dunia.

Ketegangan yang meningkat telah membebani pasar saham dan mata uang Cina, dengan yuan jatuh terhadap dolar. "Alih-alih membalas, Cina harus mengatasi kekhawatiran lama tentang praktik perdagangan tidak adil," kata juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders dalam sebuah pernyataannya.

Kedua negara belum memiliki pembicaraan perdagangan resmi sejak awal Juni. Namun, dua diplomat senior bertemu pada Jumat (3/8) pagi di sela-sela pertemuan regional di Singapura.

"Cina bersedia untuk menyelesaikan perbedaan dengan AS atas dasar pijakan yang sama dan saling menghormati," kata diplomat senior Cina setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

"Dia (Pompeo) mengakomodasi ini sebagai sebuah tujuan, dan mengatakan tidak ingin friksi saat ini berlanjut," kata Penasihat Negara Wang Yi, yang juga menteri luar negeri Cina.

Menjawab pertanyaan wartawan tentang apa yang secara khusus dikatakan tentang perdagangan, Wang berkata: "Kami tidak berbicara dalam rincian seperti itu."

"Bagaimana pembicaraan bisa berlangsung di bawah tekanan ini?" tambahnya.

Namun, berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, Kudlow mengatakan telah ada beberapa komunikasi tentang perdagangan di level tertinggi dalam beberapa hari terakhir. Juru bicara Gedung Putih Lindsay Walters juga mengatakan telah ada diskusi tingkat tinggi pada beberapa kesempatan dalam beberapa bulan terakhir. AS tetap terbuka untuk pembicaraan lebih lanjut dengan Cina.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement