REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Hortikultura telah mengembangkan Kota Solok, Provinsi Sumatra Barat, menjadi kawasan produksi bawang merah terbesar di Sumatra. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan swasembada bawang merah.
"Solok kini menjelma menjadi kawasan produksi bawang merah terbesar di Sumatera dengan luas panen lebih dari 7.300 hektare setahun," kata Dirjen Hortikultura Suwandi dalam kunjungan kerjanya ke Lembah Gumanti, Solok, Sabtu (4/8). Ia merinci, khusus di Kecamatan Lembah Gumanti, luas panen bawang merah mencapai 4.600 hektare setahun.
Menurut dia, kunci keberhasilan swasembada bawang merah adalah pada penataan dan penumbuhan sentra produksi yang tidak hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa. Saat ini, hamparan bawang merah dalam skala luas tak lagi hanya dijumpai di Brebes, Cirebon atau Nganjuk, tapi sudah menyebar di Solok, Bali, Bima, Sumbawa, Belu, Malaka, Maluku Tenggara, Enrekang, Tapin dan daerah lainnya.
Suwandi memaparkan, dengan penduduk sekitar 5,3 juta jiwa dan rata-rata konsumsi per kapita bawang merah 2,57 kilogram per tahun, Provinsi Sumatra Barat diperkirakan hanya butuh pasokan sekitar 14 ribu ton per tahun. Sementara itu, produksi bawang merah Sumatera Barat tahun 2017 lalu saja sudah mencapai 955 ribu ton.
Dari jumlah tersebut, 825 ribu ton di antaranya dihasilkan dari Solok. Selebihnya, bawang merah dihasilkan dari kabupaten lain seperti Agam, Solok Selatan dan Tanah Datar.
"Artinya, produksi bawang merah dari Sumatra Barat sudah sangat surplus sehingga mampu mengisi kebutuhan Pulau Sumatera seperti Sumut, Sumsel, Riau, Jambi, bahkan menembus pasar Jabodetabek," kata Suwandi.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatra Barat, Chandra menjelaskan kawasan aneka bawang sangat prospektif di Kabupaten Solok, Agam dan Tanah Datar. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sangat mendukung penuh kawasan pengembangan bawang merah di solok yang luas panennya mencapai 8.000 hektare dan potensi pengembangan bawang putih mencapai 5.000 hektare.
Pendekatan yang dilakukan pemerintah daerah saat ini untuk bawang merah adalah memperkuat hilirisasi dengan mendorong industri pengolahan pascapanen seperti industri pasta, minyak bawang merah, dan mengawal manajemen tanam secara ketat sehingga stabilisasi pasokan dan harga aman. "Untuk pengembangan bawang putih kami siap menyukseskan swasembada bawang putih tahun 2021 sesuai yang diamanahkan Bapak Menteri Pertanian," kata Chandra.
Kepala Dinas Pertanian Solok, Admaizon, menuturkan, selain di Kecamatan Lembah Gumanti, sentra bawang merah Solok juga terdapat di Lembang Jaya (860 hektare), Danau Kembar (567 hektare), Pantai Cermin (479 hektare) sampai ke kecamatan lain sekitarnya. Varietas bawang merah yang ditanam antara lain SS Sakato, Singkil Medan, Gajah, Bima Brebes dan Maja Cipanas.
"Umumnya varietas tersebut telah beradaptasi dengan kondisi alam Solok yang beriklim dingin," kata Admaizon.
Ia menambahkan pihaknya juga sedang gencar mendorong ekspansi tanam bawang putih di Lembang Jaya, Danau Kembar, Lembah Gumanti dan Gunung Talang. Hal ini untuk mendukung program swasembada bawang putih nasional 2021.