REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Terbakarnya KM Satya Kencana IX saat berlayar dari Surabaya menuju Banjarmasin, Sabtu pagi (4/8) menyisakan cerita pilu dan kesaksian dari para penumpang.
Salah seorang penumpang Sri Purwanti saat ditemui sesaat setelah turun dari KM Nikisae mengaku masih syok mengingat peristiwa tersebut. Sri, warga Kendal yang naik kapal bersama empat anggota keluarganya mengungkapkan, sebelum peristiwa terjadi, pagi itu Sri bersama seluruh anggota keluarganya, baru saja menunaikan salat subuh.
"Selesai salat dan berisitirahat sebentar, tiba-tiba tercium bau hangus seperti sesuatu yang terbakar," katanya.
Tidak lama kemudian, sekitar pukul 06.00 waktu di kapal, terdengar suara dan teriak kapal terbakar. Mendengar suara itu, semua penumpang langsung panik berusaha menyelamatkan diri. Sedihnya Sri terpisah dengan anggota keluarganya termasuk dengan suaminya.
"Waktu peristiwa terjadi, suami saya loncat ke laut, dan saya turun melalui tangga," katanya.
Beruntung kendati sempat terpisah, Sri berhasil berkumpul dengan empat anggota keluarganya saat di kapal penolang. "Satu orang lagi, belum bertemu sampai sekarang," katanya.
Sri yang berencana ikut suaminya bekerja di Banjarmasin, mengaku sangat panik, dan hingga kini masih merasa tubuhnya masih merasa lemas. Cerita yang sama juga disampaikan Lasiah, yang juga mengaku panik saat peristiwa terjadi.
"Pagi itu saya masih tidur, tiba-tiba ada peringatan bila kapal terbakar, saya langsung lari ke sana-ke sini kebingungan, loncat ke atas ke bawah, mencari pertolongan," katanya.
Wanita yang berusia 33 tahun itu, rencananya akan bekerja di ruman makan di Palangkaraya. "Semua barang saya habis, perhiasan uang dan lainnya, hanya KTP yang bisa saya selamatkan," katanya.
Namun dia mengaku sangat bersyukur, masih bisa selamat, bersama seluruh penumpang lainnya. Sebelumnya, kantor SAR Banjarmasin menyatakan sepuluh unit kapal gabungan dari berbagai unsur telah dikerahkan untuk mengevakuasi penumpang KM Satya Kencana IX yang terbakar saat berlayar dari Surabaya menuju Banjarmasin pada Sabtu pagi.
"Kapal yang membantu proses evakuasi ada 10 kapal, terdiri dari kapal KRI Hiu dan Kumai milik TNI AL, kapal KN SAR Laksamana dari Basarnas," kata Kepala Sub Seksi Sumber Daya Kantor SAR Banjarmasin Endrow Sasmita.
Ia merinci kapal lainnya yang turut dikerahkan, yakni Kapal KN Altair milik Disnav Banjarmasin, KNP 363 milik KSOP Banjarmasi, serta kapal dari operator pelayaran, PT Dharma Lautan Utama, yakni Kapal KM Niki Sae, KM Kumala dan Tug Boat Bina Marine 97.
Dalam proses evakuasi penumpang, KM Niki Sae membawa 141 orang dan kapal KM Kumala membawa 84 orang. Kedua kapal tersebut dalam perjalanan menuju Posko yang berada di Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.