Ahad 05 Aug 2018 10:26 WIB

Maduro: Musuh Gunakan Drone untuk Membunuh Saya

Maduro menyalahkan Kolombia dan AS atas serangan drone tersebut.

Red: Teguh Firmansyah
Nicolas Maduro
Foto: Reuters/Carlos Garcia Rawlins
Nicolas Maduro

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengaku berterima kasih kepada Tuhan karena selamat dari upaya pembunuhan politik yang menggunakan bom dalam pesawat nirawak (drone) pada Sabtu. Dia menyalahkan Kolombia dan Amerika Serikat atas apa yang dia sebut sebagai sebuah konspirasi sayap-kanan untuk membunuhnya.

Dalam pidato terbaru yang disiarkan televisi beberapa jam setelah acara militer di Caracas harus terhenti, Maduro mengatakan , semua petunjuk mengarah pada upaya kelompok sayap kanan.

Selain itu dia mengatakan bahwa serangan pada Sabtu direncanakan di negara tetangga Kolombia. "Pesawat-pesawat itu datang untuk membunuh saya, namun saya dilindungi perisai cinta. Saya yakin saya masih bisa hidup bertahun-tahun lagi," kata dia

Sejumlah pesawat drone meledak di dekat sebuah acara militer saat Presiden Venezuela Nicolas Maduro tengah menyampaikan pidato pada Sabtu. "Sang presiden dan sejumlah pejabat senior yang mendampinginya berhasil selamat tanpa terluka," kata Menteri Informasi Jorge Rodriguez.

Baca juga, Maduro Tuding AS Terlibat dalam Pemberontakan Venezuela.

Sebanyak tujuh anggota Garda Nasional terluka akibat insiden itu, kata Rodriguez.

Seorang warga Venezuela yang berada di dekat acara di Caracas tersebut mengaku telah mendengar dua ledakan.

Sementara itu sejumlah foto yang beredar di media sosial menunjukkan para pengawal pribadi Maduro tengah melindungi presiden dengan papan hitam anti-peluru. Sebuah foto lain menggambarkan seorang tentara yang mengalami luka berdarah di bagian kepala saat diangkut oleh koleganya.

Maduro, seorang mantan supir bus yang menggantikan pemimpin kharismatik Presiden Hugo Chavez saat meninggal pada 2013 lalu, pada Mei lalu baru saja memenangi pemilihan umum untuk menjadi penguasa Venezuela selama enam tahun ke depan.

Sejumlah pejabat pemerintahan Venezuela mengecam serangan tersebut. Saat itu, pidato Maduro dalam acara angkatan bersenjata yang disiarkan televisi berhenti tiba-tiba. Sementara para tentara terlihat melarikan diri sesaat sebelum siaran dihentikan.

Ketika Maduro membicarakan soal perekonomian Venezuela, suara televisi tiba-tiba hilang sementara dia dan beberapa orang di podium nampak mendongak ke atas sambil ketakutan. Kamera kemudian beralih ke arah tentara yang mulai berlarian.

Venezuela adalah negara yang tengah menderita krisis ekonomi selama lima tahun terakhir sehingga menyebabkan bencana kelaparan, lonjakan inflasi ribuan persen, dan gelombang emigrasi massal. Venezuela, yang dulu sempat menikmati perekonomian sosialis dengan topangan produksi minyak besar, tumbang sejak 2014 akibat jatuhnya harga minyak dunia.

Sebagai seorang yang mendaku diri sebagai "anak" Chavez, Maduro mengaku tengah memerangi konspirasi para imperialis yang ingin menghancurkan sosialisme dan merampok minyak Venezuela. Namun para musuh politiknya menuding sang presiden sebagai seorang otoriter yang menghancurkan negara makmur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement