REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade menilai, elektabilitas capres pejawat Joko Widodo (Jokowi) masih belum aman. Menurutnya, hal ini yang membuat kubu Jokowi belum mengumumkan cawapresnya.
"Ini berbanding terbalik dengan SBY pada 2009. Memasuki periode kedua beliau sudah mengumumkan cawapres satu bulan sebelum pendaftaran KPU. Kami menganalisis bahwa apapun lembaga survei, kami melihat bahwa posisi Jokowi belum aman," kata Andre di Fatmawati, Ahad (5/8).
Baca Juga: Pengamat: Cawapres Jokowi Paling Tepat Berlatar Gubernur
Hal itu disampaikan oleh Andre menanggapi hasil survei dari Roda Tiga Konsultan (RTK). Berdasarkan survei top of mind atau tidak memberikan pilihan capres dan mempersilakan responden menjawab pertanyaan.
Pertanyaan yang diajukan berupa, "seandainya pemilihan langsung Presiden Republik Indonesia dilaksanakan pada hari ini, siapa calon presiden yang akan ibu/bapak/saudara pilih?" Berdasarkan pertanyaan tersebut, Jokowi masih memimpin yakni 42,5 persen. Sementara Prabowo masih berada di urutan nomor dua dengan 21,3 persen.
Selain itu, Andre mengatakan isu-isu ekonomi kini juga menjadi titik kelemahan bagi Jokowi yang menyebabkan posisinya menjadi kurang aman. Hal itu semakin dibuktikan dengan memburuknya kondisi ekonomi, harga sembako meningkat, dan susahnya lapangan kerja.
Baca juga: RTK: Elektabilitas Jokowi 51,6 Persen, Prabowo 30,8 Persen
Seperti diberitakan sebelumnya, Roda Tiga Konsultan (RTK) merilis hasil survei terbaru tentang elektabilitas calon presiden 2019. Berdasarkan hasil survei, Joko Widodo masih merupakan calon presiden dengan elektabilitas tertinggi, diikuti oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Berdasarkan survei RTK, Jokowi memiliki elektabilitas 51,6 persen. Sementara Prabowo Subianto memiliki elektabilitas 30,8 persen, sedangkan 17,6 persen belum menentukan pilihan. Survei ini dilakukan pada 1.610 responden yang dipilih secara acak dan tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Survei ini dilakukan dari tanggal 23 Juli 2018 hingga 1 Agustus 2018.
Meskipun demikian, Direktur Riset RTK Rikola Fedri mengatakan persentase Jokowi mengalami sedikit penurunan apabila dibandingkan dengan hasil survei pada April 2018. "Pada survei September 2017 persentase Jokowi 43,3 persen. Pada April 2018 persentasenya 52,8 persen, dan Juli 2018 ini cukup stagnan 51,6 persen," kata Rikola, di Jakarta, Ahad (5/7).
Sementara itu, elektabilitas Prabowo Subianto sedikit meningkat apabila dibandingkan dengan April 2018. Pada September 2017 Prabowo memiliki 29,3 persen, kemudian sedikit menurun menjadi 29 persen pada April 2018, kemudian kembali meningkat pada Juli 2018 yakni 30,8 persen.