REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,27 persen (year on year) pada kuartal II 2018. Angka itu lebih tinggi dibanding capaian pada kuartal-II 2017 yang sebesar 5,01 persen.
Begitu pula jika dibandingkan dengan capaian pada kuartal II 2016 yang sebesar 5,21 persen. "Ini sesuatu yang bagus karena pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya," kata Kepala BPS Suhariyanto, di Jakarta, Senin (6/8).
Berdasarkan pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,14 persen (yoy). Angka itu lebih baik dibandingkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal-II 2017 yang hanya 4,95 persen (yoy).
Baca juga, Jokowi: Jalan Tol Terintegrasi Titik Pertumbuhan Ekonomi
BPS mencatat konsumsi rumah tangga masih mendominasi struktur ekonomi dengan porsi sebesar 55,43 persen. Sementara untuk penanaman modal tetap bruto (PMTB) atau investasi masih menunjukkan perkembangan positif meski mulai melambat dibandingkan kuartal sebelumnya.
Realisasi investasi pada kuartal II 2018 tumbuh sebesar 5,87 persen (yoy) dengan porsi pada struktur ekonomi sebesar 31,16 persen. Angka itu masih meningkat dibandingkan pertumbuhan pada kuartal-II 2017 sebesar 5,34 persen (yoy).
Meski begitu, menurut Suhariyanto, invetasi terpantau mulai melambat dari kuartal pertama 2018 yang tumbuh sebesar 7,95 persen (yoy).
Sementara, kinerja ekspor pada kuartal II 2018 tumbuh sebesar 7,7 persen (yoy) dengan porsi terhadap PDB sebesar 20,35 persen. Impor yang menjadi faktor pengurang ekspor tumbuh jauh lebih tinggi, yakni sebesar 15,17 persen (yoy) dengan porsi terhadap PDB sebesar 20,87 persen.