Senin 06 Aug 2018 22:06 WIB

Polri Klaim Penanganan Terorisme Terbaik Ada di Indonesia

Polri menghargai hak asasi manusia.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ani Nursalikah
Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal mengklaim penanganan terorisme yang terbaik berada di Indonesia. Menurut Iqbal, hal ini dilihat dari program penanggulangan teroris yang dilakukan Indonesia.

"Kita pernah sampaikan penanganan terorisme yang terbaik di seluruh dunia adalah Indonesia. Itu kan. Kita bandingkan dengan negara Barat, saya ngak sebutkan negaranya, upaya paksa tangkap pasti tidak jelas ke mana, di kita, kita menghargai hak asasi manusia," ujar Iqbal di Mabes Polri, Jakarta, Senin (6/8).

Iqbal mengklaim, dalam operasi penangkapan yang dilakukan Polri, prinsip HAM dihargai. Setiap warga negara yang berurusan dengan hukum, kata dia, dipersilakan untuk didampingi pengacara manapun.

Setelah itu proses hukum pun akan diteruskan, berupa pengujian oleh kejaksaan mengenai alat bukti dan saksi yang sah. Setelah dinilai kejaksaan, maka apabila proses perkara itu lengkap akan diteruskan, dan bila belum lengkap akan dilengkapi kembali oleh Polri.

"Itu bukti proses penanganan terorisme di Indonesia menghargai hak asasi manusia, menghargai proses hukum. Bahwa proses hukum itu ada asas praduga tak bersalah ya," kata Iqbal.

Mantan kapolrestabes Surabaya ini juga mengatakan, usai divonis dan dipenjara, bahkan dilakukan upaya pembinaan dan deradikalisasi."Ada pembinaan sehingga ketika kembali ke masyarakat sudah sadar," ujar dia.

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian menyebut, pascateror Surabaya pada Mei 2018 lalu, polisi sudah mengamankan sebanyak 260 terduga teroris. Mereka ditangkap melalui operasi-operasi yang dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Sebanyak 170 orang sudah menjadi tersangka.

Penangkapan terduga terorisme ini juga dalam rangka fokus utama pengamanan menjelang Asian Games di mana terorisme adalah salah satu isu paling krusial. "Masalah terorisme kita sudah tangani tangkap sudah lebih dari 260-an, tapi tidak perlu terlalu ekspos," kata Tito usai senam poco-poco di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Ahad (5/8).

Terduga teroris tersebut dititipkan di kantor kepolisian kewilayahan tempat mereka ditangkap, misalnya markas kepolisian resor (Polres) maupun kepolisian daerah (Polda). Polri telah mengklaim seluruh proses hukum yang dilakukan sesuai prosedur dan undang-undang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement