REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Beyonce mengungkapkan mengalami toxemia atau preeklampsia ketika hamil anak kembar, Sir dan Rumi. Kondisi itu membuatnya bengkak dan tidur di tempat tidur selama lebih dari sebulan.
Dalam sebuah wawancara dengan Vogue edisi September, penyanyi internasional itu mengatakan, kondisi tersebut menyebabkan ia harus bedah caesar darurat. Kondisi itu pula yang menempatkan si kembar untuk berminggu-minggu di unit perawatan intensif neonatal (NICU).
Queen Bey nyatanya bukan wanita pertama yang harus menghadapi masalah tersebut saat hamil. Sekitar 5 persen wanita hamil akan mengalami preeklamsia, biasanya menjelang akhir kehamilan, setelah 37 minggu atau lebih.
Kondisi tersebut bisa menjadi tanda plasenta, sumber nutrisi penting untuk bayi yang sedang tumbuh, tidak berfungsi dengan baik dan mungkin lepas dari rahim. Itulah sebabnya dokter sering meresepkan tirah baring atau bed rest.
Toxemia adalah istilah yang lebih luas mengacu pada racun yang tidak diketahui dan menyebabkan kondisi medis. Tanda preeklampsia bisa menjadi kadar protein yang lebih tinggi dalam urin, beberapa dokter menyebut preeklampsia jenis ini sebagai preeclampsia toxemia.
Beberapa wanita hanya mengalami tekanan darah tinggi selama kehamilan. Kondisi itu disebut sebagai hipertensi yang diinduksi kehamilan, yang merupakan kondisi berbeda dari preeklamsia.
Namun, waniat hamil yang mengalami preeklampsia mengalami tekanan darah tinggi, pembengkakan di tangan, kaki dan betis, dan menunjukkan kadar protein tinggi dalam air kencing. Mereka juga dapat merasakan sakit kepala, pusing, penglihatan buram dan kenaikan berat badan mendadak.
Mengapa preeklampsia berbahaya? Preeklamsia dapat menyebabkan eklamsia, yang menyebabkan ibu hamil mengalami kejang dan dapat membahayakan nyawa dan kehidupan bayi yang ada di dalam rahim.
Hingga saat ini belum jelas apa penyebab masalah tersebut. Namun, wanita yang mengandung bayi kembar, seperti Beyonce, dan wanita dengan diabetes cenderung berisiko lebih tinggi.
Wanita yang lebih tua dan ibu yang baru pertama kali hamil juga memiliki risiko lebih tinggi untuk preeklampsia. Memiliki riwayat tekanan darah tinggi sebelum kehamilan, atau memiliki ibu atau saudara perempuan yang mengalami kondisi tersebut, juga dapat meningkatkan kemungkinan, karena genetika dapat memainkan peran.
Untuk mengobati masalah itu hanya dengan melahirkan bayi. Kalau calon ibu merasa bayi sudah cukup berkembang, dokter akan menginduksi persalinan atau melakukan bedah caesar. Untuk mencapai titik itu, biasanya pada 37 minggu, dokter mungkin menyediakan steroid untuk meningkatkan pertumbuhan paru-paru bayi dan meresepkan tirah baring selama minggu-minggu terakhir kehamilan, dikutip dari Time, Selasa (7/8).