Selasa 07 Aug 2018 12:31 WIB

Laba Bersih DBS Group Naik 23 Persen

DBS Group membukukan laba bersih 2,89 miliar dolar Singapura

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
DBS Group Holdings
DBS Group Holdings

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laba bersih DBS Group meningkat 23 persen pada semester pertama 2018. Dengan begitu perusahaan membukukan sebanyak 2,89 miliar dolar Singapura.

Pertumbuhan besar pada penyaluran pinjaman dan pendapatan jasa, serta margin bunga bersih yang lebih tinggi, juga mendorong total pendapatan ke tingkat tertinggi sebesar 6,56 miliar dolar Singapura atau naik 13 persen. Kemudian, tunjangan khusus menjadi setengah, bersamaan dengan pembentukan aset macet.

Sementara itu, untuk kuartal kedua tahun ini, laba bersih meningkat 20 persen menjadi 1,37 miliar dolar AS. Perolehan tersebut didorong oleh kenaikan persentase dua digit dalam pendapatan bunga bersih dan pendapatan jasa.

DBS menyatakan, momentum bisnis selama kuartal tersebut sehat karena pertumbuhan pinjaman korporasi dan nasabah, yang mendasari tren perkembangan margin bunga bersih dan pendapatan jasa, dapat dipertahankan. Hasil tersebut dimoderasi oleh pendapatan perdagangan yang lemah

 

Dewan Direksi pun mengumumkan dividen semester pertama sebanyak 60 sen dolar Singapura per saham. Sebelumnya pada tahun lali sebesar 33 sen dolar Singapura per saham. Dividen ini sejalan dengan panduan yang diberikan pada pengumuman hasil kuartal keempat 2017.

CEO DBS, Piyush Gupta mengatakan, catatan laba semester pertama sekali lagi menunjukkan keragaman dan kualitas jaringan perusahaan. "Sementara laba yang lebih tinggi menunjukkan peningkatan profitabilitas bisnis karena suku bunga dan normalisasi biaya kredit," ujarnya melalui siaran pers, Selasa (7/8).

Penghargaan industri yang diterima DBS baru-baru ini, termasuk Bank Digital Terbaik Dunia oleh Euromoney untuk kedua kalinya dalam tiga tahun, juga membuktikan upaya yang telah diambil dalam melayani kehendak pelanggan. "Di tengah ketidakpastian yang tinggi dan volatilitas pasar, momentum bisnis ditopang pada kuartal kedua," katanya.

Meski, ia mengaku terdapat beberapa hambatan, prospek regional tetap utuh. Hal ini memungkinkan DBS untuk terus menangkap peluang pertumbuhan dan menghasilkan imbal hasil lebih besar kepada para pemegang saham di kuartal mendatang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement