REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – RSUP Dr Sardjito Yogyakarta mengirimkan tim medis untuk membantu penanganan korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Keberangkatan tim medis tersebut ke Lombok dilepas oleh Direktur Utama RSUP Dr Sardjito, Darwito, Selasa (7/8) pagi.
‘’RSUP Dr Sardjito sebagai rumah sakit pemerintah mesti harus hadir ke Lombok untuk menangani korban gempa di sana. Kami mengirim 22 personil dan sebanyak 15 orang sudah berangkat kemarin sore (Senin, 6/8),’’ kata Darwito, di sela pelepasan tim medis RSUP Dr Sardjito.
Untuk tahap awal, papar dia, tim medis ini akan bertugas selama sepekan. Penempatan di lokasi dikoordinasikan dengan Kementerian kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat. Tim medis yang dikirim terdiri dari dokter spesialis orthopedi, spesialis anestesi, spesialis psikiatri, spesialis bedah saraf, dokter umum, dan perawat.
Diungkapkan, tim tersebut siap melakukan operasi yang terkait dengan kasus-kasus orthopedi (patah tulang). Peralatan dan obat-obatan yang dibawa lengkap sesuai dengan kebutuhan terutama untuk menangani kasus patah tulang yang paling banyak terjadi di sana.
Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan menambahkan tim medis yang sudah berangkat kemarin saat ini sudah berada di Lombok Utara dan melakukan assesment advanced. Tadi malam, mereka sudah melaporkan tentang kebutuhan yang diperlukan dan dibawa pagi ini (Selasa, 7/8). "Kebanyakan kasus yang terkait dengan ortopedi (patah tulang)," kata dia.
Menurut Banu, tim medis ini akan melakukan operasi sekitar 50 kasus dalam satu pekan. Setelah tim pertama kembali, rencananya akan diberangkatkan tim berikutnya.
‘’Tim medis RSUP Dr Sardjito akan terus diberangkatkan secara berkesinambungan. Tim yang diberangkatkan hari ini juga ada psikiaternya untuk melakukan assesment trauma healing,’’ jelasnya.
Sementara itu, psikiater, Arief, mengatakan pada saat awal terjadinya bencana gempa bumi kasus yang banyak kemungkinan baru reaksi stres akut. ‘’Dalam sepekan ini kami kemungkinan akan menangani pasien yang mengalami gangguan jiwa pasca operasi,’’ ujar Arief yang sudah pengalaman saat menangani korban gempa bumi dan tsunami di Aceh ini.