REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Populasi Australia mengalami peningkatan begitu cepat. Data terbaru dari pemerintah menunjukan saat ini jumlah penduduk Australia mencapai 25 juta jiwa.
Jumlah itu tercapai dalam satu dekade lebih awal dari yang diproyeksikan. Peningkatan yang begitu pesat karena Australia menarik ratusan ribu migran setiap tahun.
Data pemerintah menyebutkan setiap menit, satu orang tiba untuk tinggal di Australia. Hal itu membuat permintaan untuk rumah, mobil, sekolah dan rumah sakit meningkat, yang artinya juga berdampak pada ekonomi Australia.
Biro Statistik Australia memperkirakan populasi negara akan mencapai 26 juta dalam waktu tiga tahun, berdasarkan tren saat ini. Peningkatan pesat jumlah migran telah memicu perdebatan tentang dampak ekonomi dan sosial dari migrasi. Hal itu karena infrastruktur yang tidak memadai telah mengakibatkan kota-kota penuh sesak. Sementara itu, perluasan pasar tenaga kerja telah membatasi pertumbuhan upah.
"Mengatasi berarti terus berinvestasi dalam infrastruktur. Itu sebabnya kami punya rencana infrastruktur 75 miliar dolar AS. Harus ada untuk mendukung pertumbuhan yang kita lihat dalam populasi kita," kata Bendaharawan Scott Morrison di Radio 3AW pada Selasa (7/8).
Keberhasilan ekonomi Australia dibangun dengan bantuan migrasi dengan lebih dari sepertiga penduduk lahir di luar negeri. Menurut data sensus terbaru Inggris, Cina, Selandia Baru, dan India sebagai negara-negara teratas tempat para migran berasal.
Studi ABS terpisah yang dirilis pada Juni menunjukkan migrasi luar negeri kini menyumbang 62 persen dari total pertumbuhan penduduk. Peningkatan alami mencapai 38 persen.
Tetapi imigrasi telah menjadi perdebatan politik saat pemerintah koalisi kanan-tengah dan oposisi mulai berkampanye. Mereka berkampanye untuk pemilihan negara bagian New South Wales yang akan dimulai Maret mendatang diikuti oleh pemilihan nasional pada Mei.
Politisi sayap kanan Pauline Hanson menyalahkan jumlah pendatang yang meningkat karena ketidaksetaraan yang tumbuh di Australia. Sementara Senator Dean Smith menjadi anggota pemerintah pertama yang menyerukan peninjauan kembali untuk pertumbuhan penduduk.
Smith berpendapat bahwa peningkatan pesat ini telah menempatkan beban besar pada infrastruktur kota-kota terbesar di negara itu, Sydney dan Melbourne, tempat bagi sebagian besar pendatang baru. "Pencapaian 25 juta ini adalah kesempatan sempurna untuk terlibat dalam diskusi publik yang luas tentang bagaimana pertumbuhan populasi masa depan akan terjadi di Australia," ujarnya. Diskusi tersebut itu juga termasuk bagaimana hal itu dapat diseimbangkan dengan mempertahankan standar hidup yang tinggi dan kualitas hidup.