Selasa 07 Aug 2018 17:19 WIB

Kampus Berperan Jadi Instrumen Percepatan Pembangunan Desa

KKN diyakini mampu menumbuhkan rasa cinta mahasiswa terhadap desa.

Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Sekjen Kemendes PDTT) Anwar Sanusi.
Foto: kemendes pdt
Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Sekjen Kemendes PDTT) Anwar Sanusi.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Forum Perguruan Tinggi untuk Desa (Pertides) menjadi salah satu instrumen untuk percepatan pembangunan desa. Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Sekjen Kemendes PDTT) Anwar Sanusi mengatakan secara nasional, saat ini sudah ada  84 perguruan tinggi telah tergabung dalam Pertides.

Jumlah ini terus meningkat seiring makin banyaknya jumlah perguruan tinggi yang tertarik dan konsentrasi pada pengembangan perdesaan. "Termasuk Universitas Brawijaya juga anggota dari Pertides," kata dia saat International Conference of Rural Development di Ijen Suites Hotel Malang, Selasa (7/8).

Diakuinya, kampus yang tergabung dalam Pertides masih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah perguruan tinggi yang totalnya ada 4.000-an. Namun, menurut dia, Kemendes tidak harus bekerja sama dengan semua perguruan tinggi.

"Kita perlu memilih perguruan tinggi yang selama ini memiliki konsentrasi di pembangunan perdesaan," katanya.

photo
Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Sekjen Kemendes PDTT) Anwar Sanusi (tengah).

Pada kegiatan yang digelar oleh Universitas Brawijaya tersebut Anwar Sanusi mengatakan, dari 84 perguruan tinggi anggota Pertides ini, memiliki ribuan mahasiswa yang siap diluncurkan dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik. Melalui program tersebut, kata dia, maka perguruan tinggi telah menjadi instrumen bagi percepatan pembangunan perdesaan.

"Bayangkan setiap KKN, ada ribuan mahasiswa yang diberi pengetahuan tentang desa, yang akhirnya mereka bisa membaca ternyata permasalahan desa itu begini, lalu kita ajarkan mereka mengelola dan memecahkan masalahnya," ucapnya,

photo
International Conference of Rural Development di Ijen Suites Hotel Malang, Selasa (7/8).

Selain diharapkan membantu memecahkan permasalahan di desa, program KKN juga diyakini mampu menumbuhkan rasa cinta mahasiswa terhadap desa. Sehingga ketika mahasiwa tersebut telah menyelesaikan pendidikan, akan kembali ke desa menjadi pelopor pembangunan desa.

"Mereka (mahasiswa) kan ke desa tidak untuk main-main. Dengan diberikannya mereka kesempatan untuk memecahkan permasalahan di desa saat KKN, ini akan menimbulkan memori terutama kecintaan mereka terhadap desa," ujarnya.

Anwar mengatakan, peran perguruan tinggi sangat besar dalam proses percepatan pembangunan desa, baik melalui KKN, penelitian, dan berbagai sumbangsih inovasi seperti halnya teknologi tepat guna. Ia berharap, perguruan tinggi terutama yang tergabung dalam forum Pertides turut berperan aktif membantu pemerintah dalam mengentaskan desa tertinggal.

"Kita ingin perguruan tinggi memberikan dukungan pada progran kementerian. Mengkritik pun tidak masalah," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement