REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Abdul Hadi menyayangkan informasi hoaks yang beredar pada bencana gempa di Lombok. Kabar bohong sudah membuat para wisatawan ketakutan, terutama di kawasan tiga gili yakni Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air di Kabupaten Lombok Utara.
"Persoalan ini bermula dari hoaks yang katakan akan ada tsunami, ini yang membuat eksodus besar-besaran," ujar Hadi di Mataram, NTB, Selasa (7/8).
Dia meminta agar informasi tentang tsunami tak lagi disebarkan karena akan menambah kekalutan wisatawan yang sedang berada di Lombok, maupun warga Lombok sendiri. Hal ini, ia katakan, membuat kelimpungan pemerintah yang sedang fokus dalam penanganan korban gempa. "Hentikan isu tsunami, itu yang membuat eksodus dalam waktu yang bersamaan," kata dia.
Hadi menyampaikan, persoalan lain yang timbul akibat disinformasi ini ialah banyaknya wisatawan yang check-out dari hotel dan mengalami kebingungan karena belum memiliki tiket penerbangan kapal laut. Dia mengajak para turis untuk memiliki tiket pesawat atau laut terlebih dahulu sebelum meninggalkan hotel. "Turis juga diimbau tidak terprovokasi dengan isu tsunami," ucapnya.
Baca juga: Wiranto Bantah Ada Wisman Jadi Korban Gempa di Gili
Pemerintah daerah, kata Hadi, telah memberikan layanan maksimal kepada para wisatawan yang hendak meninggalkan Lombok dengan menyediakan moda transportasi ke Bandara Internasional Lombok atau Pelabuhan Lembar. Selain itu, sejumlah turis juga bisa singgah terlebih dahulu di Kantor Dinas Pariwisata NTB yang menyediakan sejumlah fasilitas gratis, seperti makanan dan minuman.
Ia juga memberikan penjelasan kepada para turis bahwa pada dasarnya Lombok aman dikunjungi. Kata dia, gempa yang belum lama melanda Lombok merupakan gempa yang baru terjadi setelah 40 tahun lalu. Hal ini berbeda dengan daerah atau negara lain yang memiliki intensitas gempa lebih sering dibandingkan Lombok.
Hadi menambahkan, infrastruktur perhotelan di Lombok sendiri masih cukup baik. Hanya satu dua hotel yang terdampak dalam kategori rusak ringan.
"Kalau isu hotel tidak menerima tamu itu tidak benar. Pariwisata Lombok dan Sumbawa adalah pariwisata yang tangguh, tak mudah termakan isu," kata Hadi menambahkan.