Rabu 08 Aug 2018 05:43 WIB

Piala AFF U-16, Bendera Terbalik dan Rekor Buruk Vs Malaysia

Timnas senior, U-23, hingga U-19 dibuat tertunduk saat berhadapan dengan Malaysia.

Timnas U-16.
Foto: Dok PSSI
Timnas U-16.

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Pertemuan Indonesia U-16 kontra Malaysia U-16 pada semifinal Piala AFF U-16 boleh jadi akan sama panasnya dengan bentrok kedua kesebelasan pada kelompok usia lebih senior. Penyebabnya, apalagi kalau bukan insiden unggahan bendera Indonesia terbalik. Penyerang timnas Malaysia U-16 mengunggah foto bendera Merah Putih secara terbalik di akun Instagram-nya saat hendak meninggalkan Kuala Lumpur menuju Indonesia .

Amirul Ashrafiq Hanifa, sang striker Harimau Muda yang memantik kontroversi, sudah meminta maaf. Permohonan serupa juga dilayangkan pelatih Malaysia U-16 Raja Azlan Shah. Namun, kata maaf tak meredakan amarah warganet dan suporter Indonesia. Emosi negatif ini diluapkan ke lapangan.

Sejumlah suporter Indonesia sengaja menyaksikan laga pembuka Malaysia U-16 kontra Thailand U-16 di Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik, 30 Juli lalu. Hujatan diarahkan kepada Ashrafiq dan timnas Malaysia U-16 sepanjang laga. Entah karena tekanan suporter Indonesia, atau karena memang kalah tangguh, Harimau Muda tumbang 1-2 melawan Thailand. 

Pihak Malaysia protes keras. Mereka merasa tak pantas diintimidasi secara berlebihan dengan menggunakan kata-kata kasar hanya karena kesilapan satu pemainnya yang mengaku tak sengaja dan sudah meminta maaf. Di sisi lain, suporter Indonesia juga tetap ngotot dan mengaitkannya dengan insiden bendera terbalik Indonesia di buku resmi SEA Games 2017. Malaysia dianggap melecehkan Indonesia untuk kesekian kali.

photo
Sutan Diego (kiri) dan kawan-kawan merayakan gol setelah mencetak gol ke gawang Timor Leste U-16 dalam laga penyisihan Grup A Piala AFF U-16.

PSSI pun bergerak meredam ketegangan. Ketua Umum PSSI Eddy Rahmayadi dan Sekjen Ratu Tisha Destria meminta suporter Indonesia menjaga sikap. Sebab perilaku mereka dapat berimbas negatif terhadap PSSI dan kiprah timnas U-16.

Tekanan kepada Malaysia kemudian mereda. Namun dipastikan akan kembali muncul dan bahkan lebih hebat saat kedua tim saling jegal di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Kamis (9/8). Insiden bendera pasti kembali diungkit untuk meligitimasi sikap mereka yang mungkin akan cenderung reaktif dan negatif terhadap tim Harimau Muda.

Terlepas dari hubungan kedua negara yang beberapa kali sempat menegang akibat persoalan budaya, sebenarnya sikap suporter Indonesia boleh jadi tidak sereaktif itu andai tim Garuda pada berbagai level usia punya rekor baik melawan Malaysia. Sayangnya, yang terjadi sebaliknya. Belakangan Malaysia terlalu superior bagi Indonesia. Tiap bersua, suporter Indonesia menelan kekecewaan.

Mulai dari timnas senior, U-23, hingga U-19 dibuat tertunduk saat berhadapan dengan Malaysia. Terbaru, pecinta sepak bola Indonesia masih mengingat kepedihan saat Indonesia U-19 gagal melaju ke final Piala AFF U-19 bulan lalu akibat dijegal Malaysia di semifinal lewat drama adu penalti. Prinsip "boleh kalah asal jangan dari Malaysia" pun semakin terpatri.

Maka menjadi masuk akal segala berbau timnas Malaysia pun disikapi negatif, termasuk di level usia muda yang semestinya terbebas dari itu semua. Para pemain timnas U-16 adalah bibit pesepak bola yang diproyeksikan menghasilkan prestasi dalam lima hingga 10 tahun ke depan saat mereka beranjak dewasa. Bukan dituntut memenuhi nafsu dahaga kemenangan dari para suporter Indonesia yang sulit didapatkan dari tim Garuda pada usia lebih tua. 

photo
Timnas Indonesia U-16 bersama tim official melambaikan tangan ke suporter usai pertandingan.

Sikap suporter Indonesia ini dapat menjadi bumerang. Pada usia remaja dan masih terhitung kanak-kanak, para pemain timnas U-16 diganduli beban untuk bisa berprestasi tinggi di Piala AFF U-16. Minimal cukup mengalahkan Malaysia di semifinal. Padahal harapan dan asa berlebihan berpotensi membuat para pemain timnas U-16 tertekan andai tim pelatih yang dikomandoi Fakhri Husaini tak pandai-pandai menjaga psikologis mereka.

Fakhri paham dengan situasi ini serta mengerti kekurangan pasukannya yang gampang terpancing emosi. Walau dari sisi teknis mumpuni, ia melihat permainan timnya sempat terganggu saat provokasi hadir dari lawan. Ia mengambil contoh laga melawan Myanmar dan Vietnam. Fakhri berharap para pemainnya lebih siap menghadapi laga do or die yang juga bakal diisi drama dari tribun penonton.

"Saya ingin para pemain harus fokus hanya di pertandingan nanti. Abaikan hal-hal lain di luar pertandingan,” tegas Fakhri, dikutip dari laman resmi PSSI.

Fakhri sejak jauh-jauh hari menyatakan tekadnya untuk mempersembahkan prestasi. Trofi juara sekaligus akan memperbaiki rekor Indonesia melawan Malaysia pada Piala AFF U-16 yang dimulai sejak 2002. Indonesia dan Malaysia sudah lima kali bertemu. Hasilnya, Malaysia mencatatkan dua kemenangan sementara Indonesia hanya satu. Dua laga lainnya berakhir imbang. 

Salah satu kemenangan Malaysia itu terjadi pada partai puncak, tepatnya pada Piala AFF U-16 2013. Harimau Muda menang adu penalti dengan skor 3-2 setelah sebelumnya bermain imbang 1-1 pada waktu normal.

Namun kali ini tampaknya berbeda. Indonesia U-16 tampil solid sepanjang penyisihan dengan menyapu bersih semua kemenangan dan bertengger di puncak Grup A. Nama  Amirudin Bagus Kahfi Alfikri muncul sebagai top skorer dengan 11 gol. Sementara Malaysia hanya berstatus runner-up Grup B.

photo
Pesepak bola Indonesia U-16 Amirudin Bagus Kahfi Alfikri (tengah) bersama rekannya Rendy Juliansyah (kanan) dan Muhammad Talaohu.

Fakhri menilai permainan Malaysia tak banyak berubah dari saat terakhir kedua tim bertemu dalam laga uji coba di Malaysia. Saat itu, Indonesia U-16 takluk 3-4 pada awal Juli. Kali ini ia optmistis hasilnya akan berbeda.

Namu, saat Indonesia bertekad memperbaiki rekor buruk di pertemuan resmi, Malaysia justru siap kembali menghadirkan tangis. Raja Azlan menegaskan akan mempersiapkan timnya sebaik mungkin melawan Indonesia.

"Kita tahu saat bertemu Indonesia, tensi pertandingan jadi berbeda. Tapi kami selalu siap dan ingin berlatih sebelumnya di Stadion Sidoarjo untuk membiasakan diri ke pemain,” kata Raja Azlan.

Publik sepak bola Tanah Air berharap Bagus Kahfi kembali mencetak gol untuk membawa Indonesia melangkah ke final. Andai itu tak terjadi dan Indonesia kalah, para suporter diharapkan menjaga diri. Jangan sampai pelemparan botol minuman yang terjadi saat timnas U-19 takluk dari Malaysia U-19 bulan lalu kembali terulang. Jangan sampai warga Malaysia yang gantian mencerca

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement