Rabu 08 Aug 2018 07:08 WIB

Cawapres Pilihan Prabowo

PKS tetap usung Salim Segaf, PAN minta bukan AHY bukan Salim Segaf.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) bersama Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) berjalan saat tiba di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (30/7).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) bersama Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) berjalan saat tiba di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID  Oleh: Fauziah Mursid

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto direncanakan mendeklarasikan diri sebagai kontestan Pemilihan Presiden 2019 pada Kamis (9/8). Sebelum itu, Prabowo akan terlebih dahulu menentukan cawapres yang akan menjadi pendampingnya.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengungkapkan, penentuan cawapres sudah harus ditentukan sehari sebelum deklarasi pasangan capres-cawapres. "Insya Allah besok malam (hari ini--red) kita sudah ada keputusan cawapres. Kemudian, kalau tidak ada perubahan Kamis kita rencana untuk dideklarasikan," ujar Fadli seusai menemui Prabowo di Kertanegara, Jakarta, Selasa (7/8) malam.

Menurut Fadli, Prabowo sudah mengeksplorasi semua nama kandidat cawapres dari partai politik ataupun dari rekomendasi forum ijtima ulama GNPF. Prabowo pun sudah bertemu dengan GNPF Ulama pada Senin (6/8) malam.

Dia mengatakan, nama-nama bakal cawapres yang masih dibahas adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ustaz Abdul Somad, dan Salim Segaf Al Jufri. Namun, Fadli mengungkapkan, UAS berdasarkan perkembangan terakhir tetap memilih menjadi pendakwah.

Nama AHY terus dibahas karena Partai Demokrat menyatakan siap mendukung dan mengusung anak dari Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tersebut. Sementara PKS tetap mendorong Salim Segaf yang merupakan ketua Majelis Syuro PKS sebagai cawapres.

Meski masih ada tarik-menarik nama cawapres, Fadli mengklaim koalisi empat partai pengusung Prabowo masih solid. Ia membantah ada perpecahan di tubuh koalisi.

"Sejauh ini kita solid dengan Demokrat, PKS, dan PAN. Mudah-mudahan tetap bisa bersatu empat pilar ini," ujar Wakil Ketua DPR tersebut.

Kemarin, PKS menggelar sidang majelis syuro istimewa di kantor DPP PKS. Ada tiga keputusan yang disepakati. Salah satunya, mengenai sosok cawapres yang diusung.

Presiden PKS Sohibul Iman menegaskan, PKS tetap mendorong Salim Segaf sebagai bakal cawapres Prabowo. PKS, menurut dia, berpegang pada dua keputusan, yaitu sembilan nama cawapres yang ditentukan di sidang Majelis Syuro sebelumnya dan rekomendasi ijtima ulama GNPF. Adapun nama Salim masuk dalam rekomendasi ijtima ulama selain UAS.

"Karena ini merupakan keputusan institusi, baik partai maupun GNPF, maka tidak pada tempatnya Pak Salim Segaf memilih mundur dari bakal cawapres," kata Sohibul.

Sohibul menganggap keputusan majelis syuro terkait sembilan nama cawapres dan ijtima ulama merupakan mandat yang harus dijalankan. Oleh karena itu, PKS tidak mempermasalahkan apabila Prabowo nantinya lebih memilih UAS sebagai cawapres.

"Siapa pun yang nantinya menjadi cawapres dari Bapak Prabowo asalkan masuk dalam koridor keputusan ini, kami tidak masalah," katanya.

Dia mengatakan, PKS sampai saat ini masih terus membangun komunikasi dengan Gerindra. PKS pun sangat menunggu keputusan Prabowo terkait cawapres. "Pak Prabowo sampai hari ini cuma pegang bola, tapi bolanya tidak dilempar ke mana, belum dilempar ke UAS dan Habib Salim," katanya.

Selain soal cawapres, sidang majelis syuro juga menyepakati untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat Indonesia yang menginginkan adanya perubahan kepemimpinan pada Pilpres 2019. Selain itu, musyawarah majelis syuro memberikan mandat kepada Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) untuk membangun komunikasi politik bersama mitra koalisi.

Ancaman PAN

Partai Amanat Nasional (PAN) mengajukan syarat kepada Prabowo agar PAN tetap berada di koalisi. PAN akan bertahan apabila Prabowo memilih cawapres dari luar parpol.

Ketua DPP PAN Yandri Susanto menyebut, syarat tersebut menjadi jalan tengah dari kebuntuan pembahasan cawapres untuk Prabowo.

"Insya Allah kami tetap ke Prabowo, tapi sekali lagi ada syaratnya," kata Yandri di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin.

Sebenarnya, menurut dia, PAN mendorong ketua umum Zulkifli Hasan untuk menjadi cawapres Prabowo. Namun, PAN legawa jika Zulkifli tak terpilih. Asalkan, Prabowo memilih cawapres dari nonparpol. "Kami minta Pak Prabowo tidak ambil dari partai lain," ujar Yandri.

Menurut Yandri, pembahasan cawapres Prabowo masih alot karena masing-masing partai ingin kadernya menjadi cawapres. "Kalau Pak Prabowo memilih Salim Segaf dan AHY kami tidak setuju," kata dia.

Baca Juga: Prabowo dan PKS di Ambang Pecah Kongsi, Ini Tanda-tandanya

Yandri mengungkapkan, PAN lebih menginginkan Prabowo memilih UAS sebagai cawapres. Menurut dia, keputusan tersebut merupakan suara dari hampir seluruh dewan pimpinan wilayah (DPW).

(febrianto adi saputra ed: satria kartika yudha).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement