REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo meresmikan pembukaan Pendidikan Kader Ulama (PKU) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor Angkatan XII Tahun 2018 di Gedung Tegar Beriman, Cibinong, Rabu (8/8). Presiden yang tiba pukul 08.45 WIB dijemput Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko, Ketua MUI Kabupaten Bogor KH Ahmad Mukri Aji, dan Bupati Bogor Nurhayanti.
Presiden langsung menuju ruang tunggu dan sekitar pukul 09.00 WIB langsung masuk ke acara yang bertema "Mencetak Kader Pemimpin Muslim Berparadigma Wasathiyah" tersebut. "Assalamualaikum," sapa Jokowi kepada para peserta yang hadir dan sambil mengajak bersalaman.
Dalam pidatonya, Kepala Negara kembali mengingatkan bahwa Indonesia sebagai negara besar dan sebagai negara Muslim terbesar di dunia harus selalu menjaga kerukunan. "Jangan sampai justru karena pilpres, pilkada yang setiap lima tahun ada terus kita jadi retak, tidak rukun, ini kekeliruan yang harus kita luruskan," kata Presiden.
Baca: Jokowi Jelaskan 'Antek Asing' di Depan Ulama
Jokowi berharap untuk memilih yang dinilai terbaik dari semua pasangan yang ada, namun setelah selesai rukun kembali. "Jangan sampai, sekali lagi kita ini retak, menjadi tidak saling sapa antartetangga, teman karena pilkada dan pilpres. Salah besar," katanya.
Untuk itu, Presiden meminta para ulama untuk menyampaikan kepada masyarakat secara terus menerus. "Saya titip kader ulama yang dikembangkan adalah berprasangka baik, berpikir penuh kecintaan, jangan sampai mencela, saling menjelekkan," katanya. Di akhir acara Jokowi, Moeldoko, Ahmad Mukri Aji, dan Nurhayanti secara bersama-sama memainkan alat musik hadrah sebagai simbol pembukaan pendidikan kader ulama tersebut.