REPUBLIKA.CO.ID, CIKUPA – PT Trisinar Indopratama (Technoplast), produsen produk plasticware mulai fokus pada pasar ekspor. Sejauh ini, baru sekitar 10 persen dari total produk Technoplast yang menjamah pasar ekspor.
CEO Technoplast Sjamsoe Fadjar Indra mengatakan, kawasan utama yang disasar yakni negara-negara di Eropa. Sebab, kata dia, masyarakat Eropa sangat gemar menggunakan produk plasticware, seperti botol minum tumbler dan boks makan, dalam kegiatan sehari-hari.
“Sebetulnya potensi pasar domestik masih besar. Kita hanya diversifikasi pasar saja,” kata Fadjar usai Factory Visit di kawasan industri Cikupa, Tangerang, Banten, Rabu (8/8).
Fadjar optimistis Technoplast sebagai industri domestik yang memaksimalkan sumber daya dalam negeri bersaing di pasar global. Sebab, produk Technoplast telah memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI) yang menunjukkan produk berkualitas.
Fadjar menuturkan, 90 persen bijih plastik yang merupakan bahan baku pembuatan produk plasticware berasal dari dalam negeri. Sisanya, diimpor dari negara-negara ASEAN.
Suasana kegiatan di pabrik plasticware milik PT Trisinar Indopratama (Technoplast) di Cikupa, Tangerang, Banten, Rabu (8/8). Industri plasticware lokal mengeluhkan serbuan produk impor yang tidak terstandarisasi.
Dari segi desain, Fadjar mengakui karya-karya desainer lokal juga tidak kalah dengan desainer asing. Sementara di sisi pemasaran, Fadjar mengatakan akan fokus mengoptimalkan fungsi marketplace yang saat ini menjadi tren dunia.
Melalui penjualan online produk bisa lebih leluasa dalam mengakses pasar yang selama ini belum terjangkau. Termasuk di wilayah Indonesia.
“Sejak Technoplast didirikan kita punya visi untuk tidak membuat semua jenis produk plasticware. Tapi fokus pada beberapa saja supaya jadi market leader. Seperti tumbler dan boks makanan” katanya.
Tahun ini, korporasi memiliki target agar menjadi industri yang berkelanjutan. Artinya, sedikit demi sedikit ketergantungan pada lisensi internasional diturunkan dan memberdayakan potensi domestik.
Target selanjutnya mendekatkan produk dengan masyarakat di Indonesia agar serbuan impor plasticware tidak merebut pasar dalam negeri.
Director of Marketing & Sales Technoplast Ellies Kiswoto mengungkapkan, tahun lalu rata-rata penjualan setiap tiga bulan sekali mencapai 1,7 unit atau sekitar 20,4 juta unit per tahun. Tahun ini perusahaan menargetkan ada peningkatan penjualan sebesar 30 persen.
Menurut dia, selain melalui stragei pemasaran online, pabrik akan menambah mesin mutakhir untuk meningkatkan efisiensi. “Soal harga kita punya kekuatan karena pakai harga lokal sehingga di standar Internasional kita masih terjangkau,” kata dia.