Kamis 09 Aug 2018 00:24 WIB

Elite Partai Demokrat Sebut Prabowo ''Jenderal Kardus''

Ketua umum Partai Gerindra itu dianggap lebih mementingkan politik uang.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Gita Amanda
Prabowo Subianto
Foto: Republika/Amri Amrullah
Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa saat menjelang tenggat pendaftaran kandidat untuk Pemilihan Presiden 2019, kegaduhan terjadi di kubu penentang calon pejawat. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief tiba-tiba menyebut Prabowo Subianto sebagai “jenderal kardus.”

Alasannya, ketua umum Partai Gerindra itu dianggapnya lebih mementingkan politik uang daripada komitmen “perjuangan” yang sudah lebih dahulu terbentuk. “Prabowo ternyata kardus. Malam ini kami menolak kedatangannya ke Kuningan (kediaman SBY). Bahkan keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Jendral kardus,” tulis Andi Arief dalam akun Twitter-nya, @AndiArief__, yang sudah dikonfirmasi Republika.co.id, Rabu (8/8) malam.

Uang yang dimaksudkannya, sebut politikus Partai Demokrat itu, adalah dari Sandiaga Uno. Menurutnya, wakil gubernur DKI Jakarta itu telah memberikan sejumlah besar dana agar berhasil menjadi calon wakil presiden RI, mendampingi Prabowo.

Sementara itu, masih menurutnya, Prabowo cenderung memilih Sandiaga yang tidak lain kader Partai Gerindra untuk ikut maju selaku cawapres di Pilpres 2019. Akibatnya lebih menguntungkan partai-partai selain Demokrat di koalisi Prabowo.

Bagi Andi, inilah momentum yang tepat untuk partai berlambang bintang mercy itu menarik dukungan terhadap pencalonan mantan perwira TNI-AD tersebut. Kebuntuan komunikasi antara Demokrat dan Gerindra dinilainya sudah final.

“Jenderal Kardus punya kualitas buruk. Kemarin sore bertemu Ketum Demokrat dengan janji manis perjuangan. Belum dua puluh empat jam mentalnya jatuh ditubruk uang Sandi Uno untuk meng-entertain PAN dan PKS,” tulisnya lagi.

Namun, Andi Arief tidak menjelaskan berapa pastinya besaran uang yang dikatakannya telah “disodorkan” Sandi. Dia tidak menjawab lagi sambungan telepon.

“Nanti saja, saya sedang rapat,” katanya saat dihubungi, Rabu (8/8).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا
Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.

(QS. An-Nisa' ayat 136)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement